Mohon tunggu...
Fredeswinda Wulandari
Fredeswinda Wulandari Mohon Tunggu... Guru - pencinta fantasi

Penyuka kopi, Harry Potter, dan cerita fantasi. Melamunkan yang akan datang dengan harapan akan dijamah Sang Pemilik Semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tumpukan Kata Usang yang Minta Dikenang (Bagian 3)

24 Januari 2023   13:25 Diperbarui: 24 Januari 2023   13:28 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oooo."

"Kenapa?"

"Hmmmm... tidak apa -- apa. Hanya saja aku sudah mencicil rindu bahkan sebelum kamu pergi. Tak terbayangkan nanti seperti apa."

Kirana tersenyum mendengar jawabku. Tangannya yang kurus meraih buku batik biru. Lalu tangannya menari dengan lincah di atasnya.

"Nih. Kalau sangat rindu, telpon saja. Itu nomer Ibuku. Jangan takut, beliau tahu tentang kita. Sudah kuceritakan lewat suratku tempo hari."

Kupandang wajah Kirana. Ada rasa yang tak biasa menyelinap menggoda. Segera kutepis saja.

"Baiklah. Tunggu telpon dariku ya."

Aku dan Kirana pun berpisah sore itu dengan hati tak tentu.  

Saat penerimaan raport tiba, dan orang tua kami masing -- masing datang untuk menjemput. Sebelum dia masuk ke mobilnya, dia sorongkan buku batik ungu yang kemarin kuberikan padanya. Kulambaikan tangan mengantarkannya dalam perjalanan pulang menuju kota kelahirannya.

Sore itu, ketika sejuk udara menyergap kulitku yang tak terlindung oleh jaket, kubuka lembaran yang masih basah karena tinta tak terserap sempurna.

Padamu 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun