Mohon tunggu...
Freddy Tewu
Freddy Tewu Mohon Tunggu... Freelancer - Minahasa Global Innovation and Creativity Centre

Penulis lepas, Pecinta Seni Budaya, Film Dokumenter, Pencipta Konten

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyanyi Sunyi Maestro Penutur Seni Tradisi Maengket dan Mah'zani, Nek' Lin Pangemanan

29 Oktober 2023   23:00 Diperbarui: 31 Oktober 2023   12:17 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wen kamij mengupumo e patombokan am bene e owei. 

Meii kua mumo e patombokan um bene e owei. 

Sa kamu mengupumo e patombokan am bene e owei. 

Malialeia wene e patombokan am bene e owei. 

Wissa mo e Wailan e patombokan am bene e owei. 

dst.

Nek' Lin lahir pada 14 April 1939 di desa Kumelembuai, Tomohon, Sulawesi Utara. Sejak usia 17 tahun (1957), ia mulai mengenal seni tradisi Maengket yang diajarkan oleh Melo Runtuwalian, seorang seniman, penyair, dan pencipta lagu rakyat (folksong) Tombulu.

Setelah satu dasawarsa Indonesia Merdeka, yakni pada 1950an, banyak bermunculan grup-grup Maengket, Mah'zani dan penyanyi-penyanyi folksong di Minahasa termasuk di Tomohon khususnya di desa Kumelembuai. Bersamaan dengan itu, lahir pula syair dan lirik karya sejumlah penyair dan pencipta seperti Ignasius Mangelep, Albert J. Lengkong, Abedneju Mangulu, Benyamin Posuma dan Melo Runtuwalian. Hingga kini, sejumlah karya mereka masih dapat dilantunkan oleh Nek' Lin dan teman-temannya dalam grup Musik Marani Maesaan. Beberapa karya yang sangat populer di kalangan masyarakat Kumelembuai tersebut antara lain berjudul Matuari Kande'en Si Endo Wo Si Lolo'en karya Melo Runtuwalian (1948), Pisok Rumengan karya Corneles Kaunang (1956), Mangemo karya Benyamin Posuma (1965), dan sebagainya.

Nek' Lin telah berpengalaman mengikuti berbagai grup (tumpukan) Maengket dan Mah'zani dan grup musik lagu rakyat (folksong) yang melintasi zaman. Akhir 1950an, ia pernah menjadi bagian dari grup Maengket Manguni Rendem yang dipimpin oleh Melo Runtuwalian, anggota grup Pisok Lengkoan - Sonder (1957 - 1960an), anggota grup Makamberu Asli pimpinan Abedneju Mangelep (1960-1970an), anggota grup Esa Genang (1970an - 2000), dan anggota grup Musik Marani Maesaan Kumelembuai (2000-sekarang).

Awal tahun 1960, grup Maengket Manguni Rendem berhasil mendapatkan juara satu pada perlombaan Maengket se Minahasa yang diselenggarakan di Stadion Sam Ratulangi Tondano, Nek' Lin membawakan suara satu. Pada perlombaan Maengket di Kinali, Kawangkoan (1960an) grup Makamberu Asli mengikuti dua jenis perlombaan dan kedua-duanya mendapat juara satu. Grup Esa Genang dan grup Musik Marani Maesaan tercatat beberapa kali mengisi acara pada kegiatan Festival Watu Pinawetengan di Tompaso yang berlangsung sejak tahun 2008 atas prakarsa pemerhati seni budaya Sulawesi Utara, DR. Benny J. Mamoto. 

Demikian halnya pada even Tomohon International Flower Festival (TIFF) di Tomohon yang digelar semenjak tahun 2006, Nek' Lin dan grup musiknya beberapa kali diundang tampil mengisi festival seni budaya TIFF tersebut. Pada 12 hingga 14 Juni 2023, Nek' Lin bersama-sama dengan tim Forum Seni Budaya Ne'Tombulu (FSBNT) diundang oleh Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) mengisi acara Seminar Internasional dan Festival Tradisi Lisan ke-12 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun