Mohon tunggu...
Freddy Tewu
Freddy Tewu Mohon Tunggu... Freelancer - Minahasa Global Innovation and Creativity Centre

Penulis lepas, Pecinta Seni Budaya, Film Dokumenter, Pencipta Konten

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyanyi Sunyi Maestro Penutur Seni Tradisi Maengket dan Mah'zani, Nek' Lin Pangemanan

29 Oktober 2023   23:00 Diperbarui: 31 Oktober 2023   12:17 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tabea waya,

Maengket dan Mah'zani (Zazanian atau Raranian) sekarang ini adalah seni tradisi Minahasa yang setidaknya terdiri dari 3 unsur penting, yakni musik, tari, dan sastra (syair dan lirik lagu). Pada zaman dahulu, masyarakat tradisional Minahasa yang menganut kepercayaan leluhur, Maengket sebagai pintu masuk untuk berkomunikasi dengan Tuhan sang pencipta (Empung Wailan) sehingga unsur ritual dan doa adalah yang utama.

Seiring berkembangnya zaman, unsur ritual mulai ditinggalkan oleh pelaku Maengket dan Mah'zani di tanah kelahirannya sendiri, Minahasa. Akan tetapi jika kita menyimak isi dalam lirik-lirik Maengket maupun Zazanian atau Raranian khususnya dalam bahasa Tombulu, kita masih dapat menemukan kata-kata atau frase yang sesungguhnya mengunkapkan doa. Selain itu makna dalam Maengket maupun Zazanian atau Raranian berisi nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom), nasihat atau pesan leluhur (petuah), serta memperlihatkan kesederhanaan dan ketulusan hati se' ma'engket (mereka yang sedang melakukan Engket, Zazanian atau Raranian).

Adalah Yulin Pangemanan (84 tahun) yang sering disapa Nek' Lin, salah satu tetua adat di kelurahan Kumelembuai, Tomohon, merupakan sosok yang tekun dan gigih merawat seni tradisi warisan leluhur Minahasa tersebut. Daya ingatnya yang kuat diusia senja, ia masih dapat melantunkan berbagai lirik Maengket, Zazanian atau Raranian tua hingga sekarang.

"Merawat" Maengket dan Mah'zani bagi Nek' Lin seperti merawat kehidupan. Kita seolah dapat merasakan kehidupan baru ketika Nek' Lin melantunkan lirik-lirik Maengket dan Mah'zani, dengan rangkaian nada-nada yang sederhana keluar dari hatinya. Ia pun bertutur tentang kehidupan, bertutur tentang permohonan dan bertutur tentang kepasrahan dengan begitu meresapi dan penuh penghayatan.

Salah satu warisan Maengket tua yang dapat dilantunkan Nek' Lin adalah Maengket zaman kedatangan misionaris ke tanah Minahasa yang berhasil dicatat oleh zending P.N. Wilken dari para Wali'an Tombulu sekitar tahun 1843-1850. Isi dari lirik Maengket tua yang tidak diketahui nama penciptanya ini adalah:

Wailan si Rumengan ne patombokan am bene e owei. 

Ia un engket ni Rumengan ne patombokan am bene e owei. 

Si Empung Maajangbene e patoinbokan am bene e owei. 

Poipojan rindenganno-mei e patombokan am bene e owei. 

Wanam bua ang kaimio e patombokan am bene owei. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun