Jadi sebenarnya pemerintah sudah mulai banyak membantu pekerja dalam meningkatkan taraf kehidupannya, diluar ketetapan UMP yang pasti naik setiap tahun. Dalam hal ini, pekerja melalui serikat buruh juga diharapkan mampu menjaga kondisi bisnis dan investasi agar Indonesia semakin diminati perusahaan-perusahaan dari luar negeri menjadi tujuan relokasi bisnis atau dalam rangka pengembangan bisnisnya.Â
Karena dengan semakin besarnya investasi yang masuk, semakin banyaknya perusahaan asing yang mendirikan pabrik di Indonesia, maka semakin besar peluang rakyat Indonesia memperoleh pekerjaan sehingga tingkat pengangguran rendah dan kesejahteraan meningkat.Â
Dan yang paling utama bagi kita semua adalah, memastikan penerimaan negara yang diperoleh dari pendapatan pajak usaha, korporasi, Sumber Daya Alam, digunakan secara tepat oleh pemerintah untuk mendukung rakyat mendapat kehidupan yang lebih baik melalui pemenuhan pangan, sandang, serta yang terutama adalah pendidikan dan kesehatan.
Selama pemerintah melakukan hal ini untuk rakyatnya, kita percayakan penetapan besarnya kenaikan UMP ke tangan pemerintah sesuai KLH dan indikasi ekonominya.Â
Saya tidak meminta buruh harus menerima nasib dibayar murah. Saya juga menginginkan kalau bekerja dibayar setinggi-tingginya sesuai keahlian dan ketrampilan yang saya miliki.Â
Yang saya minta adalah, mari kita semua melihat segala hal dari semua sudut pandang. Tidak hanya dari sudut pandang pribadi kita, melainkan juga dari sudut pandang orang lain dlm perspektif mikro maupun dari sudut pandang perspektif makro yang lebih besar.
Dan yang terakhir, mari kita jadikan moment kenaikan UMP untuk memacu diri kita dalam meningkatkan produktivitas kerja. Upah bukanlah hadiah yang turun dari langit begitu saja, melainkan semakin besar upah yang kita terima ada tanggung jawab besar yang harus kita emban.Â
Upah yang lebih tinggi / baik harus menjadi pemacu semangat untuk bekerja lebih baik dan produktivitas kerja yang lebih tinggi.
Salam
Freddy Kwan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H