"Apa?," sahut Elang.
"Mana?," tanya Elang kepada Anjotet yang masih memegang kertas berisi lukisan hewan burung itu.
"Oh itu, itu bukan burung," ucap si Elang yang bernama lengkap Elang Talontong itu.
"Itu labi-labi," ucapnya lagi.Â
Sampai Elang menebak nama burung tersebut, Ongon belum juga memberitahukan nama dari burung yang telah dilukisnya itu. Saat Elang menjawab labi-labi, Anjotet, Toro, Daka dan Unang sangat yakin kalau hewan itu merupakan hewan jenis burung, bukan hewan berjenis labi-labi. Apalagi di dalam lukisan Ongon itu, jelas hewannya memiliki sayap dan paruh.
"Bro, sehat kan kamu?," tanya Anjotet kepada Elang.
"Sehat dong Bro," jawab Elang sembari menulis menggunakan tusukan gigi di atas meja kantin Ibu Lelet.
Toro, Anjotet, Unang dan Elang masih sahut-menyahut meyakini jawabannya masing-masing, namun Ongon belum juga berlisan. Ongon hanya berdiam diri, dan mengunyah satu iris tempe goreng.
Anjotet berkata, "maleo!"Â
"Cendrawasih!," kata Unang.
"Burung elang!," sahut Toro.Â