Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Plecing Kangkung Khas Lombok dalam Mulut Sang Raja

12 November 2022   20:37 Diperbarui: 12 November 2022   21:08 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERGULATAN HIDUP MATI KARIR SANG PELAYAN


Oleh FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ

"Hai Permaisuriku !" Titah Sang Raja kepada permaisurinya.

"Ya Rajaku tercinta..." jawab permaisuri cantik kepada Sang Maharaja.

"Musuh dalam ususku terus memprovokasiku, kuingin kau buatkan satu pasukan penghancurnya! Ia harus yang terpanas menggugah seleraku yang kini telah hilang akibat sajian kalian menjemukan!"

Lalu dengan semangat membara sang permaisuri memerintahkan para punggawa dapurnya untuk membuatkan masakan terenak, terlezat, yang bisa menggugah selera sang Paduka Raja.

Segala daya upaya di buat, segala resep di coba, segala menu di tawarkan namun Sang Raja tetap tak tergugah dalam seleranya. Sang Permaisuri sedih, karena amarah Raja sepertinya tak terbendung. Namun karena kecantikan Sang Permaisuri dan rayuan mautnya bisa sedikit meredakan amarah Sang Raja.

"Suamiku tercinta, masakan wajahmu yang gagah , ragamu yang perkasa dirusak oleh musuh di dalam perutmu?"

"Bagaimana aku tidak marah permaisuriku tercinta, gejolak dalam perutku terus meronta. Namun sepertinya tak ada satupun pengobat rasa yang mampu menggugahku!"

"Sabar Rajaku tercinta, makanlah ini sekedar buatmu tenang. Dan berikan waktumu sedikit 'tuk kubuatkan menu istimewa."

"Apa yang akan kau buat, permaisuriku?"

"Ada aja, kalau di sebut bukan kejutan namanya..." sambil merajuk. Dan ternyata itu berhasil membuat bibir d bawah kumis tebal sang Raja tersenyum.

Lalu sang permaisuri keluar ke taman dekat dapur istana. Sekonyong-konyong terciumlah segar masakan dari seberang istana.

[masakan apa gerangan ini sehingga menggugah rasa dan gejolak di perutku?] pikir sang Ratu.

"Hai para kokiku, kira-kira kalian tahu aroma masakan apa ini, sepertinya menggelorakan gejolak di perutku?" tanya Sang Ratu kepada para pelayannya.

"Oh itu masakan khas Lombok paduka Ratu..." jawab sang pelayan.

"Masakan apa itu? Sepertinya enak!"

"Namanya plecing kangkung , Ratu!"

"Apakah kau bisa masak? Kan kau orang Lombok!"

"Siap Ratu, bisa!" jawab Kepala Pelayan yang berasal dari Lombok itu.

"Laksanakan!" perintah Sang Ratu.

*****

Maka mulailah para Pelayan di bawah komando sang koki asal Lombok mencari para pasukan plecing kangkung.

"Carikan kangkung yang di datangkan dari Lombok langsung!"

Kangkung adalah tanaman sayuran yang tumbuh di kolam atau air sungai. Kangkung ini sebenarnya bisa tumbuh di mana saja. Namun salah satu kelebihan kangkung Lombok adalah bentuknya yang besar tapi krenyes jika di masak dengan tepat.

Selain rasanya yang khas untuk dibuat menjadi plecing , kangkung Lombok juga sangat nikmat jika ditumis. Kangkung ini ketika di tanam di daerah lain luar Lombok, maka rasanya yang khas tersebut akan hilang. Entah apa penyebabnya.

Setelah kangkung didatangkan langsung dari Lombok dengan pesawat carteran super cepat. Termasuk dengan membawa beberapa bumbu yang lain, agar masakan segera disajikan karena sang Raja sudah gelisah.

Maka mulailah perang kehebohan di dapur.

Para pelayan menyiapkan aneka bahan-bahan sebagai berikut:

    2 ikat kangkung

    1 buah cabai merah besar

    8 buah cabai rawit, (rupanya Sang Raja terbiasa pedas)

    8 siung bawang merah

    3 siung bawang putih

    1/2 buah tomat

    1 sendok makan terasi bakar

    Minyak goreng secukupnya

    Garam secukupnya

    Gula secukupnya

    Jeruk limau secukupnya, untuk pelengkap di akhir penyajian

    Kacang atau kedelai goreng, untuk pelengkap di akhir penyajian

"Bagaimana pasukanku, siap mulai masak?" Kepala Pelayan mulai memberikan komando penyemangat, maklum karir mereka dipertaruhkan di sini.

 " Silahkan cuci bersih kangkung, lalu kukus hingga matang!" perintah Sang Kepala Pelayan atau koki utama.

"Saat mengukus kangkung, pastikan jangan terlalu lama! Itu pertama. Karena plecingnya akan lebih mantap jika kangkung masih memiliki tekstur renyah. "

"Kedua. Gunakan kain di tutup wadah saat mengukus kangkung. Hal ini untuk menghindari uap air yang jatuh di kangkung dan membuatnya jadi lebih basah!"

"Siap!!!" jawab para pelayan lainnya.

 "Bagian pembuat sambel. Buat sambal ulek dengan bahan cabai merah besar, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, tomat, dan terasi bakar. Ulek hingga lembut!" perintah Kepala Pelayan, "Paham?"

"Siap. Paham!!!" jawab koor pelayan lagi.

 " Baik. Kini tumis sambal dengan minyak panas, tunggu sampai harum. Berikan gula dan garam secukupnya. Tiriskan!" perintah selanjutnya.

Kemudian mereka bersibukria mempersiapkan piring dan semua peralatan makan raja.

"Bagaimana selanjutnya, Bu Kepala Koki?" tanya salah satu koki yang ikut sibuk masak.

 "Oke, sekarang letakkan kangkung yang telah dikukus secukupnya tadi di atas piring, kemudian tambahkan sambal di atasnya."

"Apakah ada yang lain untuk ditambahkan? Karena di sini kami juga telah menyiapkan kacang goreng terlezat. Karena Raja suka kacang goreng. " Saran salah satu koki yang biasa masakkan masakan bagi Sang Raja.

"Yap, benar!" Sambut Sang Kepala Pelayan. "Supaya lebih segar, tambahkan jeruk limau sesuai selera Sang Raja. Tambahkan juga kacang atau kedelai goreng biar lebih kriuk."

Setelah melapor kepada Sang Ratu, maka disiapkanlah meja makan Raja oleh para pelayan. Menu plecing di sajikan sebagai menu utama di antara banyak menu lainnya di meja Sang Raja.

****

Kemudian Sang raja mulai masuk ke ruang makan. Seperti biasanya ia menunjukkan wajah angkuh semata untuk menunjukkan wibawanya. Ia berkeliling di meja makan tersebut. Ia melihat ke seluruh menu yang tersaji. Menu yang enak-enak.

"Apa ini?!" tanya Sang Raja sambil menunjuk sepiring plecing.

"Plecing kangkung khas Lombok. Kan Sayang yang minta.." sahut Sang Ratu manja.

"Coba bawa kemari!"

Para pelayan segera membawa sepiring plecing ke hadapan Raja. Tampak ketegangan di wajah para pelayan tersebut, [jangan-jangan tidak sesuai selera sang Raja. Bisa berakhir masa kerjanya di istana ini.] pikir mereka.

"Hmm... Bagaimana cara makannya ini?" tanya Sang Raja.

Sang Ratu yang telah diajari oleh Koki asal Lombok mengajari Sang Raja cara makan plecing. Pertama semua yang tersaji tersebut di campur sampai merata. Termasuk sambelnya. Kemudian untuk kangkungnya di makan bersama dengan yang lain dengan cara di gulung sehingga tidak kepanjangan waktu masuk ke mulut. Seperti makan mie goreng .

"Bagaimana Rajaku tercinta? Ayo makan dengan nasi hangat ini. " sambil Sang Ratu memberikan sepiring nasi hangat kepada Sang Raja.  

Sang Raja tidak menyahut, tapi memberikan kode dengan tangannya agar Sang Ratu tidak mengganggu kenikmatannya...

"Waduh, pedes...!" teriak Sang Raja. Melihat itu seluruh Pelayan gemetar ketakutan.

[Waduh, habis sudah karirku....] tampak wajah sedih para pelayan. Tapi....

"Uenak banget! Tambahkan!" titah Sang Raja kepada Si Ratu cantik.

====

Praya, 12 November 2022

Salam Damai Sejahtera dari Pulau Jalan Lurus -- Lombok

Dari Opa Sisco

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun