Selain itu, masih ada pelaku usaha yang berusaha menghindari kewajiban membayar PPN. Beberapa di antaranya bahkan sengaja tidak mendaftarkan diri sebagai PKP untuk menghindari pelaporan pajak. Praktik seperti ini merugikan negara dan menciptakan ketidakadilan bagi pelaku usaha lain yang taat pajak.
PPN dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk membuktikan betapa dekatnya PPN dengan kehidupan kita, mari kita lihat beberapa contoh konkret. Ketika kamu makan di restoran, harga yang tertera di menu biasanya belum termasuk PPN. Jadi, jika total makanan kamu Rp100.000, kamu harus membayar tambahan Rp11.000 untuk PPN.
Contoh lain adalah pembelian barang elektronik. Ketika kamu membeli smartphone seharga Rp5.000.000, PPN-nya adalah Rp550.000. Angka ini mungkin terlihat kecil dibandingkan harga barang, tetapi bayangkan jika transaksi serupa terjadi jutaan kali di seluruh Indonesia. Jumlah PPN yang terkumpul tentu sangat besar dan bisa digunakan untuk pembangunan.
Solusi untuk Meningkatkan Kepatuhan PPN
Untuk mengatasi tantangan dalam penerapan PPN, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Edukasi masyarakat: Pemerintah perlu lebih aktif memberikan pemahaman tentang pentingnya pajak, termasuk PPN. Kampanye melalui media sosial atau program pendidikan pajak di sekolah bisa menjadi solusi efektif.
Digitalisasi sistem perpajakan: Dengan memanfaatkan teknologi, pelaporan dan pembayaran PPN bisa dilakukan dengan lebih mudah dan transparan.
Peningkatan pengawasan: Pemerintah perlu memperkuat pengawasan terhadap pelaku usaha yang berpotensi menghindari pajak.
Kenapa Kamu Harus Peduli dengan PPN?