Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Lagi Topik Hangat, Mengenal Lebih Dekat PPN

21 November 2024   11:27 Diperbarui: 21 November 2024   16:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kamu pernah memperhatikan struk belanjaan di supermarket atau restoran? Biasanya, di bagian bawah struk, ada tulisan yang menyebutkan "PPN 11%". Mungkin kamu sering melihatnya, tapi apakah kamu benar-benar tahu apa itu PPN? Bagaimana pajak ini memengaruhi harga barang dan jasa yang kamu beli? Dan yang lebih penting, mengapa pajak ini begitu penting bagi negara?

Artikel ini akan membahas PPN atau Pajak Pertambahan Nilai secara mendalam. Kita akan membedah pengertian, cara kerja, manfaat, hingga tantangan penerapannya. Dengan memahami PPN, kamu akan lebih sadar bahwa setiap transaksi yang kamu lakukan ternyata memiliki peran besar dalam mendukung perekonomian Indonesia.

Apa Itu PPN?

PPN adalah singkatan dari Pajak Pertambahan Nilai, yaitu pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa di dalam negeri. Sebagai pajak tidak langsung, PPN dibayarkan oleh konsumen akhir, tetapi dipungut dan disetorkan oleh penjual atau penyedia jasa. Tarif PPN di Indonesia saat ini adalah 11%, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang mulai berlaku pada April 2022.

Kamu mungkin bertanya-tanya, "Kenapa disebut Pajak Pertambahan Nilai?" Jawabannya ada pada konsep dasar pajak ini. PPN hanya dikenakan atas nilai tambah di setiap tahapan proses produksi dan distribusi barang atau jasa. Contohnya, saat petani menjual hasil panen ke pabrik pengolahan, ada nilai tambah dari hasil bumi yang diproses menjadi produk siap jual. Begitu pula ketika produk tersebut sampai di toko, nilai tambah terus bertambah hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen.

Bagaimana Pajak Ini Dipungut?

Untuk lebih memahami, mari kita simulasikan alur PPN. Misalnya, ada sebuah pabrik yang memproduksi keripik kentang. Pabrik tersebut membeli kentang dari petani dengan harga Rp10.000 per kilogram, ditambah PPN 11% sebesar Rp1.100. Artinya, total yang dibayarkan ke petani adalah Rp11.100. Ketika pabrik menjual keripik ke distributor seharga Rp20.000 per bungkus, mereka menambahkan PPN sebesar Rp2.200.

Dalam hal ini, pabrik hanya menyetorkan selisih PPN yang dipungut (Rp2.200) dengan PPN yang sudah dibayarkan ke petani (Rp1.100). Jadi, yang disetorkan ke negara adalah Rp1.100. Mekanisme ini disebut sebagai pajak masukan (input tax) dan pajak keluaran (output tax).

Kenapa PPN Penting bagi Negara?

PPN adalah salah satu sumber utama pendapatan negara. Menurut data Kementerian Keuangan, kontribusi PPN terhadap total penerimaan pajak di Indonesia mencapai sekitar 40%. Penerimaan ini digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan bantuan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun