Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sritex Ambruk Terhantam Krisis, Menguak Kisah di Balik Kebangkrutannya

30 Oktober 2024   09:11 Diperbarui: 30 Oktober 2024   09:37 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perusahaan Tekstil Doc.KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO 

Laporan keuangan SRITEX tahun 2020 dan 2021 menunjukkan kondisi yang semakin terpuruk. Data menunjukkan adanya penurunan penjualan, peningkatan beban utang, serta kerugian yang signifikan. 

Bahkan, salah satu laporan menyebutkan bahwa SRITEX hanya memiliki sedikit aset likuid yang bisa digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Fakta ini semakin memperkuat pandangan bahwa kondisi keuangan perusahaan memang kritis.

Kesimpulan

Kisah ambruknya SRITEX menjadi pelajaran berharga bagi dunia usaha. Bukan hanya soal ambisi dan ekspansi, tetapi juga pentingnya manajemen risiko yang matang. Bagaimana sebuah perusahaan besar bisa hancur karena kurangnya strategi cadangan dan kontrol terhadap utang? Inilah yang seharusnya menjadi perhatian bagi pelaku bisnis lainnya.

Bagi kamu, sebagai pembaca atau mungkin pelaku usaha, kisah ini mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam berbisnis. Mungkin kita tergiur untuk terus memperbesar usaha dan mengambil peluang baru, tetapi tanpa manajemen risiko yang baik, semua itu bisa menjadi bumerang.

 Terutama di era yang penuh ketidakpastian seperti sekarang, menjaga stabilitas keuangan perusahaan lebih penting daripada sekadar ambisi besar.

Ke depannya, perusahaan-perusahaan lain dapat belajar dari kasus SRITEX. Jangan sampai ambisi mengaburkan pandangan terhadap risiko yang ada. Sebuah perusahaan yang kuat bukan hanya yang besar secara kapasitas, tetapi juga yang siap menghadapi tantangan ekonomi global dengan bijaksana.

Begitu juga bagi kita sebagai konsumen atau investor, penting untuk lebih cermat dalam memilih perusahaan yang kita dukung. Pastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki manajemen keuangan yang baik dan siap menghadapi perubahan, bukan hanya sekadar mengejar keuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun