"Saya hanya berlibur, mengunjungi beberapa kota di sana."
"Ohh.." dia mengangguk. "Kamu menyukainya?" tanyanya. "Maksud saya.. Kanada dan Toronto," sambungnya.
"Ya, hanya saja udaranya terlalu dingin untuk saya. Saya berkunjung pada bulan Desember waktu itu."
Daniel tertawa menanggapi jawabanku.Â
"Ngomong-ngomong, masakan yang kamu buat ini enak sekali," komentarku memuji kelezatan masakannya yang sudah kurasakan sejak tadi.
"Terima kasih," jawabnya. Ia  mengangguk-angguk, terlihat senang.
"Benar kan, apa yang kubilang?!" tiba-tiba Mauro menyeletuk. Mungkin tenaganya sudah mulai terkumpul lagi setelah perutnya terisi, sehingga dia kembali ikut menimpali pembicaraan kami.Â
"Kamu tahu?" katanya lagi.
"Apa?" tanyaku
"Dia seorang chef!" lanjutnya memberitahuku.
"Benarkah? Pantas saja masakanmu enak!!" sahutku sambil melihat ke arah Daniel.