Saya pikir ini menjadi roh penggerak kegiatan marhobas. Pesta hanya sarana saja. Nilai yang mau disasar adalah kesatuan di antara mereka yang terlibat dalam pesta itu: tuan pesta, kelompok hula-hula, dongan tubu, maupun boru, dan dongan sahuta (teman satu kampung).
Mau berbagi bisa tercipta karena ada rasa kesatuan. Semua saling belajar, apalagi jika yang dipelajari menyangkut perkara sosial dan adat bersama. Orang yang sudah dianggap paham akan ditempatkan pada pos tertentu dan biasanya mengajak orang lain untuk membantunya. Terjadilah transfer-terima ilmu adat.
Akan tiba waktunya, para parhobas menjadi tuan pesta dan orang lain membantu marhobas di pestanya termasuk tuan pesta yang sedang dibantu kelancaran pestanya.
Akan tiba waktunya, setiap orang harus saling memberi diri, tenaga, materi, dan pikiran dalam marhobas di pesta temannya.Â
Roh yang menyatukan adalah dos ni roha atau sada ni roha (kesatuan batin). Roh inilah yang membuat setiap parhobas rela bekerja mulai malam sebelum pesta hingga saat pesta berlangsung, agar pesta berjalan baik, tuan pesta tidak malu, dan kelak di pestanya orang berbuat hal yang sama: memberi yang terbaik.
Harapan
Sungguh menarik dan berkesan bagi saya ikut dalam marhobas. Nilai-nilai di atas sungguh saya nikmati. Saya belajar banyak hal dalam kegiatan itu.
Sayangnya, marhobas sudah tidak terlalu laris lagi, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah semi kota dan kota madya. Marhobas dinilai tidak efisien dengan kesibukan dan taraf hidup di situ.
Mereka lebih pilih menyumbangkan uang untuk menyewa penyedia makanan untuk mengelola makanan. Jauh lebih efisien, tidak menguras tenaga, pikiran, dan menyia-nyiakan waktu.
Untunglah, di beberapa desa/kampung, marhobas masih sungguh lestari dijaga. Kelompok masyarakat masih pilih meninggalkan pekerjaannya sejenak demi melayani teman sekampung yang mengadakan pesta.
Marhobas menjadi hal yang ditunggu dan semua akan berusaha ikut serta, entah pada hal yang sederhana.
Dengan ini, saya berharap agar marhobas masih terjaga ke depan, hal praktis/teoritis hendaknya diwariskan kepada generasi berikutnya, dan roh pemersatu dijaga. Terutama, di kalangan kaum muda, semoga nilai-nilai dari ikut serta marhobas bisa dicicipi dan diwartakan kepada banyak orang.