Ketiga kata tersebut juga menjadi pendukung saya untuk mencoba hal-hal baru dalam dunia tulis-menulis. Saya menulis buku. Saya menjadi editor untuk tulisan orang lain.Â
Selain itu, saya berani mencoba mengirim tulisan ke media lain. Syukurlah pada Tuhan, beberapa tulisan saya juga dimuat di media berita lainnya. Saya kembali mendapatkan rezeki tambahan.
Saya pun berani ikut serta dalam kompetisi menulis. Beberapa kali menang dan mendapat kesempatan menikmati hadiah berupa uang tunai.
Mengolah rezeki
Saya sungguh bersyukur atas apresiasi yang saya terima berupa uang (cuan). Ketika tulisan saya dibayar, saya akan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari, terlebih membeli paket internet dan buku-buku baru yang menarik dan bisa menambah stok ilmu.
Selain itu, rezeki yang saya terima juga saya gunakan untuk berbagi kasih dengan orang lain yang membutuhkannya. Banyak orang yang harus dibantu, tetapi apa daya tenaga tak mencukupi.
Yah, kalau ada rezeki saya akan membaginya dengan pelbagai cara. Sebab, setiap orang memiliki kebutuhannya yang sungguh mendesak.Â
Ada orang yang butuh uang, sementara ada yang butuh makanan. Ada yang butuh makanan, sementara ada yang butuh pakaian. Begitulah maksud saya.
---
Akhir kata, bukan karena saya hebat dan ahli. Tapi, saya mau, setia, serius, dan konsisten. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Dengan menulis dua tiga keuntungan saya dapatkan.
Kisah di atas menjadi satu pengalaman saya dengan memanfaatkan internet dan buku untuk mendapat tambahan rezeki.Â
Namanya tambahan, tentu tidak lebih utama dari yang pokok. Tapi, selalu ada rasa syukur ketika memperolehnya.