Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Ada Apa dengan Fenomena Bahasa yang "Marpasir-pasir"?

15 Januari 2022   15:17 Diperbarui: 20 Januari 2022   10:01 3708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi berbicara dengan teman sebaya. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Ketiga, fenomena tersebut menjadi cerminan bahwa ia mencintai bangsa Indonesia lewat mencintai jati dirinya sebagai seorang Toba, Karo, Simalungun, Jawa, Nias, Sunda, Papua, dan sebagainya.

***

Namun, di atas itu, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan KBBI atau Ejaan yang Disempurnakan jauh lebih penting. Inilah indentitas kebangsaan kita di tengah pergerakan arus zaman yang semakin bebas dan deras alirannya.

Sikap seperti ini juga menunjukkan bahwa kita bangga atas usaha pahlawan bangsa, khususnya pemuda bangsa pada 1928 yang silam.

Maafkanlah saya yang ternyata memakai bahasa yang marpasir-pasir dalam tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun