“Emm.. Aku punya pertanyaan, sih, dari dulu. Kenapa pasangan kopi itu rokok? Padahal Aku suka minum kopi tapi enggak merokok, lebih suka minum kopi sambil nyemil kalau lagi nugas.”
“Sebentar-sebentar..” Aku menarik nafas sedikit panjang, sambil mempersiapkan jawaban kemudian mengeluarkanya pelan-pelan. “Jadi gini.. a.. mengapa setiap makan nasi dengan ikan, selalu dianjurkan dengan sambal? Padahal, misalkan, si B tidak terlalu suka sambal, dia tak tahan pedas. Lalu, apa fungsi sambal selain untuk pelengkap makan? Apakah memang sambal diciptakan berpasangan dengan ikan dan nasi?”
Ica tertawa, sesekali melihatku sambil memikirkan pertanyaan yang terlontar. “Emm.. Untuk pertanyaan yang pertama, jawabanya enggak juga, kalau kebetulan ada sambal aja biasanya ditawarin. Tapi emang, menurutku, sih, makan tanpa ada sambal kurang lengkap, hehe.. Untuk pertanyaan kedua, fungsi sambal selain untuk pelengkap makan, kalau yang dimaksud makan di sini adalah ikan dan nasi, ya bisa saja sambal untuk camilan atau bahkan obat. Untuk pertanyaan ketiga, jawabanya Iya, sambal diciptakan berpasangan dengan ikan dan nasi, buktinya rasanya cocok dan emang umumnya sambal dibuat untuk kebutuhan pelengkap. Tapi perlu diingat juga, sih, sambal bisa diciptakan berpasangan dengan yang lainya, selain ikan dan nasi.”
“Jadi?”
“Emm.. Rumit, tapi Aku sedikit paham sekarang,” jawab Ica sembari tersenyum dengan tawa.
“Haha.. ya, gitulah, Ca,” pungkasku.
Hujan akhirnya reda, kami kembali mencanangkan perjalanan untuk pulang. Ica menuju rumah dan Aku menuju kosan. Kami berpisah arah di pertigaan Tritant Point, seraya berkata sampai berjumpa lagi setelah liburan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H