Mohon tunggu...
Fitri Yani
Fitri Yani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Teknologi Digital

Memberi warna pada setiap langkah, Mengungkap dunia lewat kata-kata, Merangkai makna di setiap paragraf

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan dan Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM)

20 Mei 2024   13:00 Diperbarui: 20 Mei 2024   15:23 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Penulis, 2024

Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang atau pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar bekerja secara sadar dan terarah dalam menjalankan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Syahril, 2019).

Menurut Sarros dan Butchatsky dalam Rahmat (2021, hal. 1), “leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good”. Menurut definisi tersebut, kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.

Menurut Usman (2019), kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi terhadap sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Hutahaean (2021, hal. 2) mengemukakan bahwa kepemimpinan diartikan sebagai keterampilan dan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain, baik yang kedudukannya berada di atasnya maupun di bawah daripadanya dalam berpikir dan bertindak. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengubah perilaku yang semula mungkin individualistik dan egosentrik berubah menjadi perilaku organisasional.

Wijono (2018:4), menyatakan bahwa kepemimpinan didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. Oleh sebab itu, pemimpin diharapkan bisa mempengaruhi, mendukung, dan memberikan motivasi agar para pengikutnya mau melaksanakan secara antusias dalam mencapai tujuan yang diinginkan baik secara individu maupun organisasi.

Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah  proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Kepemimpinan tidak hanya terfokus pada pencapaian tujuan organisasi saja, namun juga pada  tujuan individu. Oleh karena itu, pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu menyeimbangkan  tujuan organisasi dengan tujuan individu.

Ketika seseorang pemimpin dalam menjalankan proses kepemimpinannya, terdapat perbedaan antara pemimpin yang satu dengan pemimpin lainnya.  Sebagaimana menurut Terry (2015:132) dalam Prayudi, Warsani, dan Anindya (2022, hal. 26) mengemukakan bahwa tipe-tipe kepemimpinan terbagi menjadi 6 (enam) bagian, yaitu:

  • Tipe Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership). Pada kepemimpinan ini dicirikan oleh interaksi langsung antara pemimpin dan bawahan. Pemimpin memberikan petunjuk dan perintah secara lisan atau tatap muka kepada bawahannya.
  • Tipe Kepemimpinan Non Pribadi (Non Personal Leadership). Pada kepemimpinan ini semua keputusan yang dilaksanakan oleh bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah dan juga pengawasan.
  • Tipe Kepemimpinan Otoriter (Authoritorian Leadership). Pada kepemimpinan ini pemimpin otoriter umumnya memiliki etos kerja yang tinggi, tekun, cermat, dan teratur. Mereka tegas dalam menerapkan peraturan dan memerintahkan bawahannya untuk mentaati instruksi mereka.
  • Tipe Kepemimpinan Demokratis (Democratis Leadership). Pada kepemimpinan ini pemimpin menganggap dirinya sebagai bagian dari tim dan bekerja sama dengan semua anggota untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini dilakukan dengan memberikan tanggung jawab kepada setiap anggota untuk berpartisipasi dalam semua kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga penilaian. Setiap anggota dihargai sebagai potensi berharga dalam mencapai tujuan organisasi.
  • Tipe Kepemimpinan Paternalistik. Pada kepemimpinan ini, kepemimpinan berakar pada pengaruh yang berasal dari sifat kebapakan. Pemimpin memiliki hubungan dengan bawahannya seperti seorang ayah dengan anak-anaknya. Tujuan pemimpin adalah untuk melindungi dan memberikan arahan kepada bawahannya.
  • Tipe Kepemimpinan Menurut Bakat (Indogenious Leadership). Pada kepemimpinan ini seringkali muncul dari kelompok informal di mana anggota kelompok saling berkompetisi. Hal ini meningkatkan daya saing kelompok dan memunculkan pemimpin yang berbakat dari dalam kelompok tersebut.

Kepemimpinan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Menurut Mutamimah (2011:3) dalam Prayudi, Warsani, dan Anindya (2022, hal. 28), menjelaskan bahwa seorang pemimpin akan dapat mentransformasikan para bawahannya melalui 4 (empat) komponen yang terdiri dari:

1. Charismatic Leadership

Kepemimpinan karismatik ditandai dengan kepemilikan kekuatan dan pengaruh oleh pemimpinnya. Pemimpin ini mampu membina dan menumbuhkan rasa percaya diri dan keyakinan diri pada karyawannya. Mereka memiliki kemampuan untuk membangkitkan semangat dan memberikan rasa senang kepada karyawan, sekaligus meyakinkan mereka bahwa mereka mampu dan akan mencapai hal-hal yang lebih besar dengan usaha yang lebih keras.

2.Inspirational Motivation

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun