"Maaf, aku pergi dulu. Lain kali aku akan kembali."
Aku membisu. Lain kali bisa bermakna tidak akan.
Saat kau melangkah buru-buru meninggalkan rumah mungilku, aku kembali terkenang perpisahan sepuluh tahun yang lalu. Kali ini, mungkin kita tidak akan bertemu lagi.
"Ayo, Sayang. Sudah lapar, kan?" Kupandangi wajah malaikat kecil yang telah mengisi hari-hari sepiku. Ia sama sekali tak mirip denganku.
Bocah perempuan itu mengangguk senang. Ia memegang erat jemariku. Aku menyentuh jemari mungilnya untuk pertama kalinya lima tahun yang lalu. Kala itu, sahabatku pergi selamanya dan menitipkan seorang putri padaku.
Aku keliru. Sepuluh tahun mungkin bukanlah waktu yang cukup untuk memahami cara mencintai seseorang.
***
TD, 11 September 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI