"Pergi saja, Raka. Saya dan kamu akan baik-baik saja tanpa kita."
Raka mencoba bersuara. Raut wajahnya seperti tidak setuju dengan pernyataanku.
"ku minta maaf, Ra. Selama lima tahun ini aku tidak berhasil melupakanmu. Sama sekali."
Mendengar kata-katanya, membuatku ingin tertawa. Pahit.
"Sama seperti dulu bukan, Raka? Saat kamu tidak bisa melupakan mantan kekasihmu, sama sekali. Lalu kamu menjadikan saya alat untuk membuatnya kembali."
"Tapi ternyata dia tidak lebih baik dari kamu, Ra. Aku bodoh. Dia menghianatiku lagi."
Raka memang bodoh. Perih yang baru saja dia ceritakan adalah perih yang pernah aku rasa akibat dirinya, dan Raka sama sekali tidak menyadarinya.
"Bukan urusanku, Raka. Kalau kamu mencari yang lebih baik, diluar sana banyak yang lebih baik dari saya."
"Tapi aku mau kamu Rara."
"Tapi saya tidak menginginkan kamu, Raka."
"Tidak ada yang lebih baik dari kamu, Ra. Kamu yang paling memahami aku."