Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat Kau Memanggil

31 Agustus 2017   07:51 Diperbarui: 31 Agustus 2017   08:20 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ayah benar-benar bersyukur,  Ayah langsung  sujud syukur sambil berurai air mata saat Ayah selesai mendaftar, sesuatu yang selalu Ayah harapkan namun tak pernah membayangkan datang secepat ini". Ayah tampak berkaca-kaca.

" Alhamdulillah... berarti Ayah dipermudah Alloh untuk berangkat itu, tapi kenapa Ibu tidak diajak serta saat itu Yah? Apakah tidak diperbincangkan orang-orang?"

Ayah tersenyum dan melempar senyum kepada ku, aku faham itu kode, segera aku lanjutkan,

"Di masyarakat itu sesuatu yang baik  bisa diperbincangkan orang apalagi yang mereka anggap tidak baik. Seperti niat Ibu untuk memberangkatkan Nenek dengan Ayah ini juga menjadi perbincangan masyarakat, ada pro dan kontra. Apalagi kondisi kehidupan kita saat itu masih dalam taraf belajar hidup.

Ya dunia dualitas memang seperti itu segala sesuatunya diciptakan berpasang-pasangan ada hitam ada putih Ada yang mengapresiasi positif, dan menganggap keputusan yang kami ambil memang.benar, sebagai bentuk pengabdian kita kepada orang tua dan menjawab panggilan --Nya. Membelanjakan  harta untuk akherat  itu mestinya lebih banyak dibandingkan yang dibelanjakan untuk hidup di dunia ini.

Namun lebih banyak yang mencela, banyak yang menganggap bahwa kami hanya mencari 'Wah' , bahkan sering kali saat ibu belanja ada sindiran-sindiran bahwa " haji wahyu" maksudnya berhaji karena sawahnya payu/ laku.

Ada yang memberi masukan agar uang yang ada untuk beli rumah saja, daripada hidup menumpang ke sana ke mari, lain waktu bila sudah mapan saja , bukankah pergi haji itu bila mampu? Berarti kalau belum mampu tidak wajib berhaji.

Seorang sahabat Ayah, mempengaruhi untuk memakai uang itu  sebagai andil saham di perusahaannya saja.Dia menjanjikan dalam satu tahun sudah bisa membangun rumah dan membeli mobil, dia ceritakan  akan kesuksesannya.

Alhamdulillah Alloh menjaga hati kami dan menguatkan niat kami sehingga kami tak tergiur dengan iming-iming duniawi , dan alhamdulillah akhirnya Nenek dan Ayah  akhirnya berangkat dan kembali ke tanah air dengan sehat dan selamat. Semoga menjadi Haji Mabrur. Aamiin."

"Apakah ada hal-hal yang harus diperhatikan untuk menggapai derajat haji mabrur Yah?"

" Ada hal-hal yang harus diperhatikan , yang pertama adalah meluruskan niat. Segala sesuatu harus selalu dimulai dengan niat yang baik. Niatkanlah untuk ikhlas berhaji semata-mata demi mengharapkan rida Allah Swt. Jangan sedikit pun terbersit rasa ria' di hati .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun