Mohon tunggu...
Fitria Zahra
Fitria Zahra Mohon Tunggu... Penulis - ⚕

helloツ I love reading books, watching movies and listening to musics, nice to meet you ʚ♡ɞ ✩°。 ⋆⸜ 🎧✮

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Semua Ikan di Langit"

6 Maret 2021   08:49 Diperbarui: 6 Maret 2021   09:00 9028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang ada adalah semua hal yang sudah familier di mata saya: matahari yang begitu jauh tetapi bersinar begitu terik, pepohonan yang tertawa kegelian karena dedaunannya ditiup angin lembut, mobil-mobil bosan yang bergulir lambat melalui jalan raya dua arah, dan binatang-binatang ramah yang menghampiri saya untuk menyapa.” (Semua Ikan di Langit, h. 82).

Latar sore hari dibuktikan dengan kutipan “Kami sampai di pemukiman pada sore hari.” (Semua Ikan di Langit, h. 56).

Latar malam hari yang dibuktikan dengan kutipan “Lampu sudah dimatikan. Sekarang waktunya bersantai, sepanjang malam.” (Semua Ikan di Langit, h. 8).

Terdapat latar waktu cerita yang menunjukkan waktu perjalanan Saya dan Beliau melintasi berbagai masa, seperti tahun 1944 yang dibuktikan dengan kutipan “Dan ini adalah Auschwitz, Jerman, 1944.” (Semua Ikan di Langit, h. 44).

Abad 21 yang dibuktikan dengan kutipan “Saya di sini. Abad 21. Membawa Nad dan Beliau sebagai penumpang Damri trayek Dipatiukur-Leuwipanjang.” (Semua Ikan di Langit, h. 80).

Pada hari kejatuhan kurma terakhir yang dibuktikan dengan kutipan:

Pada hari buah kurma terakhir di pohon terakhir yang masih berdiri di reruntuhan kota pinggir sungai akhirnya membusuk dan terjatuh, kerusuhan terbesar di Bumi akhirnya terjadi.” (Semua Ikan di Langit, h. 226).

Latar Tempat

Secara garis besar, latar tempat yang terdapat di dalam novel Semua Ikan di Langit yaitu berlatar di bumi dan di luar angkasa. Karena novel ini merupakan sebuah kisah petualangan, maka cenderung banyak latar tempat yang hadir di dalam cerita ini. Ditambah dengan keajaiban yang dimiliki oleh Beliau menjadikan latar tempat di dalam novel ini tidak bersekat-sekat, sehingga bisa dengan bebas pergi ke mana saja. Latar tempat di bumi yaitu di armada yang dibuktikan dengan kutipan “Dari armada ke tempat lain.” (Semua Ikan di Langit, h. 7).

Latar tempat sampah yang dibuktikan dengan kutipan:

Ikan julung-julung membawa saya ke tempat sampah. Ada 109 gunung tinggi, seluruhnya tersusun dari sampah. Ada tujuh benua, seluruhnya dihuni oleh sampah. Ada lima lautan, seluruhnya diisi oleh sampah.” (Semua Ikan di Langit, h. 10).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun