Mohon tunggu...
Fitria Zahra
Fitria Zahra Mohon Tunggu... Penulis - ⚕

helloツ I love reading books, watching movies and listening to musics, nice to meet you ʚ♡ɞ ✩°。 ⋆⸜ 🎧✮

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Semua Ikan di Langit"

6 Maret 2021   08:49 Diperbarui: 6 Maret 2021   09:00 9028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si Jahannam merupakan seorang anak kecil dengan kemampuan melayang seperti Beliau yang muncul tiba-tiba dari kepulan asap rokok Membingungkan sesaat setelah dirinya tenggelam. Penokohan si Jahannam adalah sosok yang pemarah atau ketus dan penipu, hal ini dibuktikan dengan kutipan “ ‘Kamu, bus tolol,’ kata si Jahannam, dalam wujud palsunya sebagai anak lelaki.” (Semua Ikan di Langit, h.230).

Si Jahannam juga memliki sifat yang egois, hal ini dibuktikan dengan kutipan “‘Aku yang akan menang!’ Anak Jahannam itu berseru sekuat tenaga.” (Semua Ikan di Langit, h.228).

Alur

Alur cerita di dalam novel ini adalah maju-mundur/campuran. Karena diawal prolog terdapat kisah dimana Bus Damri sedang berada di toko sepatu bersama Beliau lalu berlanjut ke kisah dimana Bus Damri dan Beliau dipertemukan. Cerita di dalam novel lalu diakhiri dengan berakhirnya dunia dan kembalinya dunia dari titik yang paling awal.

Penutup

Di dalam novel "Semua Ikan di Langit" terdapat banyak pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Misalnya pesan umum berupa menumbuhkan rasa cinta kepada Sang Pencipta dan segala ciptaan yang dicintai oleh Sang Pencipta. Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut “Yang lebih penting daripada mencintai Beliau adalah mencintai segala hal yang Beliau cintai.” (Semua Ikan di Langit, h.194). 

Pesan-pesan seperti pentingnya menjadi orang yang baik, tidak pelit, menyayangi saudara dan tidak pantang menyerah, juga terdapat di dalam novel. Terlepas dari ceritanya yang mengandung berbagai makna ambigu dan berpotensi bersifat kontroversial, Ziggy berhasil membawa suatu cerita yang "beda" dari novel-novel fiksi pada umumnya. Selain ceritanya yang filosofis dan menarik, novel ini juga dihiasi berbagai sketsa buatan Ziggy sendiri yang cantik dan berkelas. Sketsa-skesta tersebut menggambarkan beberapa cerita dalam novel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun