Beliau adalah sosok yang bisa melakukan segala hal, dibuktikan dengan kutipan “Hanya karena Beliau bisa melakukan segalanya, bukan berarti Beliau akan melakukan segalanya.” (Semua Ikan di Langit, h.219).
Beliau memiliki sifat penyayang, dibuktikan dengan kutipan “Bahwa Beliau-Beliau juga mencintai saya.” (Semua Ikan di Langit, h.184).
Penokohan Nad adalah sosok yang sombong karena dia mengaku mengetahui hal-hal yang tidak diketahui Bus dan menganggap dirinya lebih pintar. Hal ini dibuktikan dengan kutipan:
“Saya terkagum-kagum dengan pengetahuan Nad. Tapi Nad, sebagaimana kecoak pada umumnya, selalu rendah hati dan berkata, ‘Ah, semua orang bisa menghitung 2007 dikurang 1944.’” (Semua Ikan di Langit, h.53).
Penokohan Chinar adalah sosok yang bijaksana, hal tersebut dibuktikan dengan kutipan “Bukan pengetahuan tentang Beliau yang paling utama, bus yang baik, hm …. Hal terpenting adalah mencintai Beliau, hm! Kalau anda memcintainya, cara menunjukkannya tidak akan terlalu penting bagi Beliau. Hm! Hm!” (Semua Ikan di Langit, h.133).
Penokohan para anak Chinar diantaranya; tokoh C adalah sosok yang bijaksana seperti ayahnya, hal ini terbukti dengan kutipan “Tapi, lalu kata C, itu tidak benar; pohon yang baik adalah pohon yang baik; ramping maupun gendut, sama saja” (Semua Ikan di Langit, h.177)
Penokohan tokoh H adalah sosok yang ramah dan suka tertawa “Dia pohon yang ramah dan suka tertawa, saya senang sekali padanya.” (Semua Ikan di Langit, h.178).
Penokohan tokoh A adalah sosok yang serius, hal ini terlihat pada kutipan “Ucapannya itu, dari kelihatannya, membuat para Chinar agak tegang” (Semua Ikan di Langit, h.191).
Penokohan tokoh R suka mendengus dan bicara semaunya, hal ini dibuktikan dengan kutipan
“R mendengus.” (Semua Ikan di Langit, h.194).
“R, kata C, suka sembarangan bicara, sehingga pada akhirnya sering memperbaiki ucapannya sendiri.” (Semua Ikan di Langit, h.194).