"Apa maksud lo, Amanda? Gue nggak pernah ngomong gitu!"
"Tapi Ruly bilang begitu," jawab Amanda dengan nada sedih.
Ruly terlihat bingung, tapi Amanda melanjutkan, "Aku nggak tahu siapa yang salah, tapi aku merasa kamu selalu memandang aku dengan cara yang salah, Dina."
Rafika, yang sudah terpengaruh oleh Amanda, segera angkat bicara. "Din, gue juga pernah ngerasa lo nggak suka sama Amanda. Kenapa lo nggak ngomong langsung kalau emang ada masalah?"
Dina merasa dunia berputar. Amanda berhasil memutarbalikkan semuanya, membuat dirinya tampak sebagai korban.
Kebenaran yang Tersembunyi
Beberapa minggu kemudian, Dina menemukan sebuah buku catatan kecil milik Amanda di bawah meja di ruang diskusi kampus. Buku itu penuh dengan tulisan tangan Amanda yang rapi.
Di salah satu halamannya, tertulis:
"Dina terlalu percaya diri. Aku harus buat dia ragu sama dirinya sendiri."
Di halaman lain:
"Rafika mudah dipengaruhi. Aku hanya perlu menanamkan sedikit keraguan tentang Dina."