Mohon tunggu...
Fitria Kartika Tarigan
Fitria Kartika Tarigan Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Menulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menerapkan Budaya Positif di Sekolah

4 Juni 2024   01:18 Diperbarui: 4 Juni 2024   02:09 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melakukan Pendekatan Psikologi Positif

Kita berpikir positif dan optimis dalam melakukan perubahan.

Inkuiri Apresiatif adalah cara yang baik untuk membuat perubahan dan menumbuhkan disiplin positif di sekolah. Pemahaman saya tentang disiplin positif adalah bagaimana cara kita menerapkan disiplin berdasarkan kesadaran dari dalam diri siswa. Kata disiplin selalu identik dengan pemaksaan dan ketegasan. Siapa yang tidak mematuhi disiplin akan mendapatkan hukuman. 

Inilah tugas yang tidak mudah. Bagaimana menciptakan disiplin dengan cara yang positif, nyaman dan terkandung nilai-nilai kebajikan. Disiplin diri menurut Ki Hajar Dewantara memiliki motivasi dari dalam diri sendiri. Akan tetapi jika hal tersebut tidak dapat dilakukan maka siswa butuh motivasi eksternal dari guru atau orang lain di sekitar mereka. 

Ketika guru mendisiplinkan siswa, guru harus memahami bagaimana cara mengontrol diri siswa. Diane Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang umum dan biasa diterapkan seorang guru dalam melakukan kontrol dan penerapan disiplin di sekolah, yaitu; sebagai penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau dan manajer. Diharapkan dari kelima posisi kontrol inilah, kita mampu menerapkan disiplin positif kepada siswa kita.

Memang posisi yang paling ideal adalah menjadi manajer, namun mencapai posisi tersebut harus melalui proses yang panjang. Sebelum saya mengetahi tentang 5 posisi kontrol ini, saya hanya menjalankan tugas saya sebagai guru dan sesekali menghukum siswa, ternyata saya sering mengambil kontrol sebagai penghukum, pembuat rasa bersalah, dan terkadang sebagai teman.

Mengambil posisi kontrol sebagai penghukum adalah yang paling mudah dan paling cepat. Karena tidak membutuhkan banyak persiapan. Setiap siswa yang bersalah, hanya dihukum saja. Namun, ternyata posisi ini banyak efek negatifnya. Bisa jadi siswa terbersit dendam dan membenci guru yang menghukum.

Menimbulkan rasa bersalah pada diri anak, juga kerap saya lakukan. Dulu, saya berpendapat, dengan membuat siswa sedih, siswa akan berusaha berubah. Ternyata hal itu salah. Dengan membuat rasa bersalah, akan bisa merusak mental siswa, dan membuatnya tidak semangat belajar.

Terkadang saya juga menempatkan diri sebagai teman. Saya berpendapat akan lebih mudah mengontrol siswa, jika posisi saya sejajar dengan siswa. Duh, duh, duh, dan ternyata tidak begitu. Siswa jadi menaruh harapan besar kepada saya dan dan kerap meminta bantuan saya, gurunya, apabila ada kesulitan. Dengan mengetahui teori kontrol ini, saya akan berusaha mengambil posisi sebagai manager.

Juga, dalam sebuah perilaku negatif siswa, kita pasti akan menemukan kebutuhan dasar yang menjadi motivasi eksternal siswa melakukan hal tersebut. Diantaranya kebutuhan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, penguasaan, kebebasan dan kesenangan. Ternyata setiap perilaku negatif siswa ada penyebabnya. Sebagai manager, inilah tugas guruntuk untuk mencari tahu penyebab perilaku tersebut. Berangkat dari kebutuhan yang belum terpenuhi itulah, kita mulai mencari solusi dalam penyelesaian sebuah perilaku negatif siswa. 

Dimulai dari melihat keyakinan kelas yang sudah dibuat, kemudian berkomunikasi dengan menggunakan segitiga resistusi dalam penyelesaiannya. Sehingga siswa memahami nilai-nilai kebajikan universal yang sedang ditanamkan oleh guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun