Mohon tunggu...
Fitri YullianiTaryana
Fitri YullianiTaryana Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Matematika yang hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Tahu Jalan Pulang

20 Februari 2023   11:23 Diperbarui: 20 Februari 2023   11:33 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mih, nitip warung heula sakedap, neng bade ka dapur heula, ieu abah nyendak lauk jaer tilu, digoreng garing wae?" tanya Lastri pada ibunya
"Sambel jahe na kade hilap... Eh enya eta aya tempe pangirim jang Eman, goreng sakalian neng" Emih Atik menginstruksikan menu makan malam sesuai dengan keinginannya
"Bolehhhh... Apa sih yang engga buat emih mah" jawab Lastri sambil mengeloyor ke dapur

"Neng, emih mah karunya ka jang Eman, tarima wae atuh neng, watir" ucap Emih Atik setelah mereka bertiga selesai menyantap makan malam bersama
"Teu bogoh eneng mah mih" jawab Lastri sambil membereskan tumpukan koran langganan abah
"Rek neang nu kumaha atuh neng? bae we rada hideung saeutik mah, black sweet" ucap Emih Atik sambil tersenyum
"Waduh, emih gaul eung, apal black sweet sagala" goda Lastri sambil terkekeh geli
"Eh apan emih sok ngadangu barudak parawan nu keur jajan di warung, paribasa black sweet black sweet bari sing harihih" jawab Emih Atik sambil mencomot pisang goreng sisa tadi sore

"Jodokeun jeung Dadang anak juragan Amir wae atuh nya" abah ikut nimbrung dalam obrolan dua wanita beda generasi itu
"Eh ulah, budakna rada polontong eta mah, asa aing beunghar" protes Emih Atik, rupanya beliau tidak terlalu menyukai Dadang yang menurut penilaiannya agak sedikit sombong.

"Ah, eneng mah teu acan mikiran rumah tangga, untuk saat ini mah aya emih sareng abah ge eneng sudah bahagia" ucap Lastri sambil bergelayut manja di lengan ibunya
"Teu meunang kitu neng, emih jeung abah geus kolot, pasti maot, moal megar, dulur jauh, eneng didieu sorangan. Moal tenang abah mah ninggalkeun na ge" abah berkata sambil berkaca-kaca
"Udah ah, jadi melow kieu. Lastri ka kamar nya, teu acan solat isya, bisi tunduh manten" pamit Lastri, sengaja dia menghindar dari pembicaraan mengenai pernikahan

"Aa, sudah 7 tahun kita terpisah jarak yang sangat jauh"
"Apa kabar kamu disana?"
"Baik-baik sajakah?" ucap Lastri sambil menatap langit malam, seolah dia berharap jeritan hatinya akan disampaikan oleh angin pada sang kekasih yang nun jauh disana. Hingga saat ini dia masih bertahan dengan janjinya pada lelaki yang mengenalkannya pada arti cinta, lelaki yang memintanya untuk menunggu, lelaki yang meminta dirinya untuk setia. Lastri akan menunggu hingga lelaki itu pulang dengan membawa keberhasilan, seperti janjinya sewaktu di bandara dulu.

*

Satu bulan kemudian

Tok...tok...tok

"Neng, tos bobo" sayup terdengar suara Emih Atik dibalik pintu kamar Lastri
"Oh...Eh...naon mih?" Lastri yang baru saja memejamkan matanya pun terbangun, kesadarannya belum pulih sepenuhnya
"Ada tamu" emih memberitahu
"Tamu?" Lastri berbicara sendiri lalu melirik jam, pukul 8.30 malam, siapa yang bertamu malam-malam begini pikirnya.

Masih dengan perasaan bingung dan rasa ingin tahu yang tinggi, Lastri melangkahkan kakinya ke ruang tamu untuk melihat siapa gerangan yang bertamu disaat dirinya sudah hampir memasuki alam mimpi.

"A...a..." Lastri terbelalak dengan mulut menganga, seperti mimpi mendapati seseorang yang selama ini dia rindukan tengah duduk di kursi ruang tamu rumahnya
"Iya, aku pulang Las... maaf dateng malem malem, baru sampe langsung kesini" ucap Rahmat sambil tersenyum sedangkan Lastri masih terpaku di tempatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun