Namun lantaran orang tuanya keberatan dengan biaya hidup H jika kuliah di perantauan maka kesempatan emas itu ia tinggalkan.
Ia pun lantas bekerja sebagai kasir di salah satu supermarket hingga akhirnya ia teringat bahwa sebagai juara nasional karya tulis semasa SMK, ia juga mendapat tawaran beasiswa di beberapa universitas swasta di Jakarta.
Akhirnya ia memutuskan untuk bekerja sembari mengambil beasiswa yang ditawarkan salah satu universitas swasta di Jakarta.
Di sela-sela kesibukan kerja dan kuliahnya, waktu itu ia menggagas pendirian Sekolah Bingkai Jalanan di kawasan Senen, Jakarta Pusat.
Sekolah ini kemudian berkembang menjadi tempat anak-anak kelompok marjinal dalam memperoleh pendidikan dasar.
Keberadaannya yang kemudian dinilai membantu mencerdaskan kalangan marjinal anak-anak jalanan yang belum tersentuh pendidikan menarik perhatian media hingga Kompas TV pun pernah meliputnya.
Berasal dari keluarga pas-pasan dan lama mendidik kaum marginal, ia pun termakan dengan kisah-kisah koleganya yang terlanjur memiliki stigma negatif terkait rekruitmen CPNS.
Akhirnya pandemi pun tiba. H akhirnya mencoba mendaftar CPNS, lantaran memang supermarket cukup terdampak pendapatannya di masa pandemi.
Saat SKD, ia belajar sendiri tanpa Bimbel. Dan skor SKD-nya mencapai 471.
Lama lulus kuliah namun bekerja di bidang yang sama sekali tak terkait dengan disiplin ilmunya, H memutuskan untuk mengambil Bimbel SKB Â seharga Rp 199 ribu, demi persiapan menghadapi CAT SKB dan wawancara.
Diterima CPNS tanpa KKN dalam seleksi CPNS 2021, rupanya membuat H sadar bahwa ia terlalu suudzon dengan proses rekruitmen CPNS.