Ini lantaran konten berbentuk video dapat lebih menarik minat masyarakat dibanding teks atau foto yang sifatnya statis.
Berdasarkan data dari Hubspot, 67% audiens menyatakan bahwa mereka menonton video yang disajikan ketimbang teks atau fotonya. Maka berdasarkan data itu, penyajian konten berbentuk video akan dapat memperbesar peluang untuk menarik perhatian netizen.
Kedua, di 2020 nanti Instagram Stories semakin berkembang dan disukai.
Trend stories diprediksi akan terus berkembang dan disukai para penggunanya. Konsep dari stories ini memberikan fitur untuk para penggunanya yang ingin sering mengupload cerita tanpa batas dan akan terhapus dalam waktu 24 jam.
Hal ini juga menjadi peluang besar bagi Humas untuk lebih gencar menanamkan brand awareness instansi ke publiknya. Itu karena stories akan terhapus dalam waktu yang singkat, dan  ini akan membuat para pengguna untuk selalu kepo dan penasaran hingga tak mau ketinggalan dengan stories menarik yang kita posting. Â
Ketiga, di 2020 nanti influencer akan terus berkembang.
Siapa bilang instansi pemerintah tidak butuh influencer? Kesuksesan dari para pemasar dari berbagai institusi swasta tampaknya mulai menggugah Pemerintah untuk menerapkan strategi serupa.
Sadar akan arti penting influencer, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika bahkan berencana untuk menjadikan Aparatur Sipil Negara ( ASN) menjadi " influencer" pemerintah.
Tujuannya tak lain adalah untuk mengoptimalkan fungsi governement public relations pemerintah, dengan cara menguatkan penyebaran informasi terkait program dan prestasi yang diraih pemerintah.
Keempat, tren 2020 juga masih terpengaruh dengan rencana  penghapusan fitur like di Instagram.
Instagram baru-baru ini tengah menguji coba menghapus fitur likes di sebagian negara di Eropa dan Amerika Serikat.