Mohon tunggu...
Fita Ardhia Adesti
Fita Ardhia Adesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembangunan Berkelanjutan untuk Mewujudkan Pembangunan Nasional dan Regional

29 Oktober 2022   22:26 Diperbarui: 29 Oktober 2022   22:45 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep pembangunan berkelanjutan berprinsip bahwa pembangunan generasi saat ini jangan sampai memerlukan kompromi dari generasi yang akan datang melalui pengorbanan baik dalam bentuk kesejahteraan sosial yang lebih rendah dari masa sekarang. Kesejahteraan yang dimaksud adalah kesejahteraan ekonomi, sosial yang termasuk pendidikan dan kesehatan, dan kesejahteraan lingkungan.

Dalam pembangunan berkelanjutan perlu diketahui unsur apa saja yang bisa meningkatkan pembangunan berkelanjutan, serta faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah dibahas bahwa komponen apa saja yang diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan, baik secara nasional ataupun daerah.

Konsep pembangunan populer setelah dideklarasikan oleh Komisi Bruntland di bawah pimpinan Perdana Menteri Norwegia Gro Harlem Brundtland. Beliau mengabdi sejak Oktober 1984 hingga Maret 1987.

Selama abad 20 telah terjadi dua revolusi mengenai peranan lingkungan hidup dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Revolusi pertama terjadi antara 1960an sampai 1970an lahirnya paradigma bahwa terjadi konflik antara konsep pertumbuhan dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan yang mana setiap terjadi pembanugnan akan selalu disusul dengan kerusakan dan eksploitasi sumberdaya alam yang merusak lingkungan. 

Revolusi kedua terjadi pada bidang pembangunan nasional, menyatakan bahwa pembangunan ekonomi tidak merusak lingkungan, tetapi justru ekonomi dan pembangunan saling berkolaborasi satu sama lain, sehingga kesejahteraan yang sebenarnya akan tercapai.

Pembangunan wilayah (regional) merupakan fungsi dari potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan sumber daya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan ko[1]munikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan per[1]dagangan antarwilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan (kewiraswastaan), kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas.

Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi :

1. Kestabilan politik dan keamanan dalam negeri;

2. Dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya;

3. Realistis, sesuai dengan kemampuan sumber daya dan dana;

4. Koordinasi yang baik; 5. Top down dan bottom up planning;

6. Sistem pemantauan dan pengawasan yang terus menerus;

7. Transparansi dan dapat diterima oleh masyarakat.

               Namun secara lebih rinci faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi tiga indikator yaitu keberhasilan indikator moneter, indikator nonmoneter, dan indikator campuran.

A. Indikator Moneter

1. Pendapatan Perkapita

Indiaktor perkapita merupakan indikator paling sering digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa pendapatan perkapita bukan merupakan indikator yang paling baik untuk mengukur kesejahteraan ekonomi. 

Karena pembangunan ekonomi tidak hanya meningkatkan pendapatan riil saja, tetapi juga harus diikuti oleh perubahan perilaku masyarakat yang dapat menghambat kemajuan ekonomi. Meskipun demikian pendapatan perkapita masih digunakan sebagai tolak ukur karena pendakatan pendapatan perkapita ini relatif mudah dipahami dan masih relevan.

2. Kelemahan Umum Pendekatan Perkapita

Kelemahan ini terjadi karena mengabaikan perbedaan anatar karakteristik anatar negara, misalnya struktur penduduk, distribusi pendapatan masyarakat, kondisi sosial-budaya, dan perbedaan nilai tukar (kurs) satu mata uang terhadap mata uang yang lain. Selain tingkat pendapatan, distribusi pendapatan merupakan faktor yang penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. 

Faktor ini sering kali kurang mendapat perhatian dalam perhitungan tingkat pendapatan per kapita, karena asumsi pokok yang digunakan dalam konsep pendapatan per kapita adalah one dollar, one man, yang artinya setiap orang memiliki proporsi yang sama atas pembentukan pendapatan per kapita.

B. Indikator Non-Moneter

1. Indikator Sosial

         Berdasarkan temuan Beckerman dalam International Comparisons of Real Incomes (1966) mengelompokkan beberapa studi dan membandingkan tingkat kesejahteraan suatu negara dalam tiga kelompok yaitu :

(1) kelompok yang membandingkan tingkat kesejahteraan di beberapa negara dengan memperbaiki metode yang digunakan dalam perhitungan pendapatan konvensional.

(2) kelompok yang membuat penyesuaian dalam perhitungan pendapatan nasional dengan mempertimbangkan adanya perbedaan tingkat harga di setiap negara.

(3) kelompok yang membandingkan tingkat kesejahteraan setiap negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter (nonmonetary indicators), seperti jumlah kendaraan bermotor, tingkat elektrivikasi, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang bersekolah, dan sebagainya.

2. Indeks Kualitas Hidup

Terdapat tiga indikator utama yang menjadi tolak ukur pada indeks ini yaitu tingkat harapan hidup pada usia satu tahun, tingkat kematian bayi, dan tingkat melek huruf. Menurut Morris (1979) menyatakan bahwa negara dengan tingkat pendapatan yang rendah maka memiliki indeks kualitas hidup yang rendah pula. Hak ini menujukkan bahwa indeks kualitas hidup sangat mempengaruhi pembangunan daerah tersebut.

C. Indikator Campuran

1. Indikator Susenas Inti

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkenalkan suatu indikator yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan disebut Indikator Susenas Inti (Core Susenas). Aspek-aspek yang meliputi indikator ini adalah :

a. Pendidikan, dengan indikator: tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.

b. Kesehatan, dengan indikator: rata-rata hari sakit dan fasilitas kesehatan yang tersedia.

c. Perumahan, dengan indikator: sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan kualitas tempat tinggal.

d. Angkatan Kerja, dengan indikator: partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status pekerjaan.

e. Keluarga Berencana dan Fertilitas, dengan indikator: penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.

f. Ekonomi, dengan indikator: tingkat konsumsi per kapita.

g. Kriminalitas, dengan indikator: angka kriminalitas per tahun.

h. Perjalanan wisata, dengan indikator: frekuensi perjalanan wisata per tahun.

i. Akses ke media massa, dengan indikator: jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televisi.

2. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan alat ukur untuk melakukan perangkingan terhadap pembangunan. Berdasarkan IPM beberapa negara didunia dikelompokkan menjadi : (1) Negara dengan tingkat pembangunan manusia rendah (2) Negara dengan tingkat pembangunan menengah (3) Negara dengan tingkat pembangunan tinggi.

 Selain faktor-faktor diatas pembangunan berkelanjutan juga memiliki modal pembangunan dalam arti keras dan lunak. Pembangunan berkelanjutan dalam arti kuat atau keras memiliki arti jika modal pembangunan yaitu nilai modal manusia dan nilai ekosistem sebagai modal alami ditambah dengan modal buatan manusia yang tetap tau tidak mengalami penurunan. 

Dalam arti lunak pembangunan berkelanjutan memiliki subtansi diantara ketiga jenis modal pembangunan yaitu nilai modal alami jika berkurang dapat ditambah dengan peningkatan modal manusia dan modal buatan manusia. Jadi pada intinya modal sumberdaya alam dan lingkungan jangan sampai habis sedangkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia maupun modal buatan manusia harus bisa meningkat dengan baik.

  Perencanaan pembangunan berkelanjutan diperlukan bebrapa modal pembangunan yang memadai berupa modal manusia yang dipercaya, modal buatan manusia yang cukup, serta modal lingkungan yang terdapat sumberdaya alam dengan kualitas baik. 

Sumberdaya manusia merupakan poin penting dalam pembangunan berkelanjutan. Modal buatan manusia diperlukan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana yang memadai untuk menumbuhkan ekonomi. Modal sumberdaya alam dan lingkungan diperlukan eksplorasi serta menemukan cadangan-cadangan yang memungkinkan.

Sumber : Suparmoko, M. (2020). Konsep Pembangunan Berkelanjutan Dalam Perencanaan Pembangunan Nasional dan Regional. Jurnal Ekonomika dan Manajemen, 9(1), 39-50. 

Arsyad, L. (2017). Ekonomi Pembangunan dan Pembangunan Ekonomi. Tersedia secara online di: http://www. pustaka. ut. ac. id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/ESPA4324-M1. pdf [diakses di Lembang, Jawa Barat, Indonesia: 2 Oktober 2018].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun