Lobus temporalis beperan dalam memahami bahasa, menyimpan memori/daya ingat baik jangka pendek maupun jangka panjang, pendengaran, urutan, dan organisasi.
Untuk otak kecil dan batang otak tidak dibahas lebih lanjut, karena artikel ini fokus membahas bagaimana peran dari otak besar terhadap kemampuan kita berpikir.Â
Berdasarkan anatomi di atas, otak besar memiliki fungsi vital dalam kemampuan kita belajar, berpikir kritis, menemukan solusi dalam suatu permalasahan, mempelajari suatu bahasa, dan sebagainya. Otak besar dengan fungsi spesifik yang dikoordinasikan oleh masing-masing lobusnya, memungkinkan kita dapat mengembangkan diri ke arah yang lebih baik dari versi kita.
Pola perilaku, emosi, dan cara kita berbahasa sehari-hari, bila itu penuh dengan hal-hal buruk, maka kita perlahan menciderai otak kita. Kurang beristirahat, jarang berolahraga, malas bergerak, malas belajar, dan tidak bergairah dalam mengembangkan diri, otomatis jumlah lekukan pada otak besar tidak berkembang. Selain itu, pada lobus temporal dimana kurang dilatih, akan menurunkan kemampuan daya ingat.Â
Sistem limbik yang merupakan suatu sistem dalam otak terdiri atas hipotalamus, girus cingulate, amygdala, dan hipokampus. Sistem limbik sebagai pusat pembelajaran, ingatan, dan emosi. Sistem limbik ini juga terletak pada otak besar. Pada hipotalamus mengendalikan rasa lapar, haus, pengatur tubuh untuk tidur, tekanan darah, sekresi hormon, dan emosi. Amygdala berperan dalam reaksi emosional dan hipokampus berperan dalam memori.Â
Saat kita memutuskan untuk tekun belajar baik itu memperdalam suatu ilmu, bahasa, berlatih mengerjakan soal-soal ujian, menghapal, menulis, dan senagainya, berarti kita sedang melatih sistem limbik pada bagian struktur dalam otak besar. Sistem limbik bekerja sama secara terorganisir pada sistem otak besar. Maka, berpikir kritis sangat penting untuk menyehatkan otak, terutama memacu kinerja otak agar selalu berkembang.
Berpikir kritis merupakan proses berpikir yang lebih kompleks, mencerna suatu informasi/ pembelajaran dengan melakukan studi mendalam, membandingkan dengan lebih saksama antar ilmu yang dipelajari, mencari dan memecahkan suatu permasalahan kompleks, dan mengkoordinasikan antara hubungan sebab akibat dari suatu permasalahan/ teori yang dipelajari. Berpikir kritis tingkatannya lebih dari sekadar berpikir. Berpikir kritis menimbang lebih mendalam suatu kompleksitas dari suatu probabilitas permasalahan. Berpikir kritis menguraikan kemampuan berpikir dalam rangkaian algoritma probabilitas, yang dikerucutkan menjadi suatu pembuktian kritis.Â
Seringnya kita melatih kemampuan berpikir kritis, maka kita terbiasa mengolah berbagai informasi dengan lebih relevan dan kritis. Kita tidak mudah menelan mentah-mentah segala informasi yang tampak di permukaan. Kita membuktikan informasi yang didapat dengan riset lebih mendalam. Membaca berbagai literatur, mendengarkan dari orang-orang yang pakar di bidangnya, dan bertukar informasi dengan rekan yang sama-sama ahli di bidang tersebut. Teori pembuktian ini kemudian dihubungkan dan menghasilkan pembuktian yang konkrit.
Melatih cara berpikir kritis lebih sering dilakukan pada saat kita menyusun tugas akhir (skripsi, tesis, disertasi), membuat jurnal ilmiah, dan menulis buku. Sebenarnya, berpikir kritis tidak sekadar membuat karya tulis ilmiah saja, bahkan berpikir kritis sangat diperlukan dalam hidup sehari-hari.
Sebagai contoh, saat kita mendengar informasi mengenai pemberitaan miring di media masa, tentu sebagai orang yang memiliki tingkat pemikiran unggul, kita tidak akan langsung mempercayai pemberitaan miring tersebut. Selain itu, pemberitaan yang ada juga sebenarnya tidak membawa dampak signifikan yang positif dalam hidup kita. Tindak mengabaikan pemberitaan miring, merupakan salah satu bagian dari berpikir kritis.Â
Pada saat kita mengerjakan pekerjaan kantor, disana juga kita menggunakan kemampuan kita untuk berpikir kritis dalam membuat tugas tersebut. Menafsirkan data, mengolahnya, membandingkan dengan data sebelumnya, memprediksi trend selanjutnya, dan mengaitkannya dengan pertumbuhan pasar baik itu nilai tukar uang, kebijakan politik ekonomi, dan sebagainya. Kecenderungan data rill di lapangan yang sedang bergejolak memengaruhi kinerja data yang sedang dikerjakan.Â