Perasaan senang yang tiba-tiba berubah menjadi sedih, atau kemarahan tanpa alasan jelas, adalah hal yang umum terjadi. Â
Bagi sebagian remaja, perubahan ini dapat memicu gangguan mental seperti depresi atau kecemasan.Â
Penting bagi orang tua dan pendidik untuk memahami bahwa perubahan ini adalah bagian normal dari pertumbuhan, meskipun tetap perlu diawasi agar tidak berkembang menjadi masalah serius. Â
Kehamilan: Perjuangan Antara Kebahagiaan dan Kecemasan
Kehamilan sering dianggap sebagai momen yang membahagiakan, tetapi di balik layar, tubuh perempuan menghadapi badai hormonal.Â
Lonjakan hormon progesteron dan estrogen dapat memengaruhi neurotransmiter di otak, yang berujung pada perubahan mood yang ekstrem. Â
"Baby blues" adalah contoh ringan dari dampak ini, tetapi jika tidak ditangani dengan baik, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi depresi postpartum. Dukungan dari pasangan, keluarga, dan tenaga medis sangat penting selama periode ini. Â
Menopause: Akhir Reproduksi, Awal Tantangan Baru
Menopause adalah tahap lain di mana fluktuasi hormon dapat memengaruhi kesehatan mental.Â
Penurunan kadar estrogen tidak hanya menyebabkan gejala fisik seperti hot flashes, tetapi juga memicu kecemasan, insomnia, dan depresi. Â
Studi menunjukkan bahwa perempuan menopause lebih rentan mengalami gangguan mood dibandingkan tahap kehidupan lainnya.Â