Mohon tunggu...
Firman Adi
Firman Adi Mohon Tunggu... Insinyur - ekspresi sederhana

arek suroboyo yang masih belajar menulis. nasionalis tak terlalu religius. pendukung juventus sekaligus liverpudlian. penggemar krengsengan, rawon dan tahu campur.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putaran Nasib 2: Fakta

15 November 2020   10:29 Diperbarui: 15 November 2020   17:40 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Gunadi juga lah yang mengirim email ke Bu Lala dan mengaku sebagai Sandi dan mengajaknya untuk datang ke lokasi kecelakaan yang karena frekuensi email yang sering, sehingga terbawa dalam mimpi Bu Lala.

Terkait kecelakaan yang akhirnya menewaskan Bu Lala dan membuat kaki kirinya harus diamputasi, Pak Gunadi menjawab bahwa itu murni kecelakaan tanpa ada skenario apapun.

"Ya ... sekarang Pak Gunadi istirahat, ini saya kasih obat baru dengan dosis lebih tinggi supaya bisa tidur lebih tenang. Soal kaki kiri Pak Gunadi yang sudah diamputasi, tidak usah dirisaukan. Pak Gunadi juga tahu kan, tangan kiri saya juga diamputasi. Setiap orang punya kekurangan, Pak Gunadi di kaki kiri, saya di tangan kiri. Yang penting masing-masing kita tetap bisa berkarya dan sehat" itu yang disampaikan sang psikiater, dr. Roni Anwar Sp. KJ kepada Pak Gunadi.

Beberapa hari kemudian, Pak Gunadi ditemukan meninggal akibat gagal jantung.

Setelah Pak Gunadi meninggal, dr. Roni mempunyai waktu luang lebih banyak. Ketika ada tempat wisata baru "Petik Sayur Organik" di Desa Sarana, dr. Roni bersama keluarga berwisata ke lokasi tersebut. Dalam perjalanan, dr. Roni sempat bergumam "Di perjalanan menuju Desa Sarana ini dulu Sandi dan Aswin, 2 sahabat terdekatku, harus mati karena ulah Pak Gunadi".

Ketika berkendara menjelang pukul 01.00, tiba-tiba dr. Roni dikejutkan dengan penampakan seorang ibu dan anak perempuannya yang berdiri di tengah jalan. Saat itulah dr. Roni kehilangan kendali kendaraannya.

Tamat.

"kesamaan nama dan cerita tidak disengaja dan kebetulan belaka"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun