https://www.kompasiana.com/firmanweb/5fb06ccdd541df040147bdf2/putaran-nasib-1-gentayangan
Sesuai tekadnya untuk menebar teror di sepanjang jalan tengah hutan pinus yang merenggut nyawa ayah, adik kembarannya dan dia sendiri, Sandi mulai menakuti nakuti pengguna jalan hanya pada malam hari dengan menampakkan diri secara mendadak sehingga membuat beberapa pengguna jalan terkejut dan bahkan sampai terjatuh.Â
Tapi belum ada korban sampai tewas akibat ulahnya itu.Bu Lala, ibunda Sandi dan Aswin, dilanda kesedihan yang luar biasa paska meninggalnya 2 anak kembar kesayangannya. Ironisnya, mereka meninggal di lokasi yang sama dengan suaminya yang menjadi korban perampokan sebulan yang lalu.
Ditinggal 3 orang kesayangannya dalam rentang waktu 1 bulan, Bu Lala seperti limbung, frustrasi, goyah kondisi jiwanya. Beberapa bulan paska kematian 2 anak kembarnya, Bu Lala sering menerima email yang pengirimnya mengaku sebagai Sandi  yang memintanya datang ke lokasi kecelakaan dan mengaku bahwa Sandi masih hidup.
Karena jiwa yang masih labil dan rasa penasaran yang tinggi, akhirnya Bu Lala memberanikan diri datang ke lokasi kecelakaan dengan naik mobil mendiang suaminya yang sudah dikembalikan oleh Polisi. Begitu sampai di lokasi, Bu Lala tak tahu apa yang harus dikerjakan sampai kemudian bertemu dengan seorang bapak.
"Mohon maaf, saya dari tadi perhatikan, Ibu dari tadi berdiri disini seperti kebingungan. Ada apa ya, Bu? Ada yang bisa saya bantu?", seorang bapak membuka pembicaraan.
"Saya Lala, Pak. 2 anak kembar saya jadi korban kecelakaan bus sekitar 6 bulan yang lalu. Saya sering mimpi anak saya menyuruh saya untuk datang kesini. Tapi saya juga tidak tahu apa yang harus saya lakukan setelah tiba disini", jawab Bu Lala.
Sang bapak membalas," O iya.. Perkenalkan saya Gunadi dan saya ingat dan tidak mungkin lupa kejadian itu. Istri dan anak saya juga jadi korban meninggal dalam kecelakaan itu. Mini bus yang dinaiki oleh anak anak ibu menabrak warung milik saya yang kebetulan waktu itu ada istri dan anak saya di dalamnya.Â
Kejadian itu benar benar membuat saya menderita lahir batin dan sampai tidak lagi ingin bekerja karena tidak ada lagi orang-orang yang saya sayangi untuk dinafkahi".
"Nasib kita sama, Pak Gunadi. Kehilangan orang-orang yang kita cintai dalam suatu kecelakaan yang tragis yang pasti bukan kemauan siapa-siapa kecuali atas izin Allah", Bu Lala merespon.
"Eh ... iya tidak sesuai dengan yang kita rencanakan", sahut Pak Gunadi.