Komponen ini sangat diperlukan untuk melewati masa-masa sulit. komitmen berinteraksi dengan intimacy dan passion. Untuk sebagian orang, komitmen ini merupakan kombinasi dari intimacy dan timbulnya passion. Bisa saja intimacy dan passion timbul setelah adanya komitmen, misalnya perkawinan yang diatur (perjodohan).
Keintiman dan komitmen nampak relatif stabil dalam hubungan dekat, sementara gairah atau nafsu cenderung relatif tidak stabil dan dapat berfluktuasi tanpa dapat diterka. Dalam hubungan romantis jangka pendek, nafsu cenderung lebih berperan.
Sebaliknya, dalam hubungan romantis jangka panjang, keintiman dan komitmen harus memainkan peranan yang lebih besar (Sternberg, dalam Strernberg & Barnes, 1988). Ketiga komponen yang telah disebutkan di atas haruslah seimbang untuk dapat menghasilkan hubungan cinta yang memuaskan dan bertahan lama.
Refresensi:
Kesuma, H. Asli. (2009). Ranub Lampuan. Aceh: Majelis Adat Aceh
Arby, C.I.E. (1989). Tata Rias dan Upacara Adat Perkawinan Aceh. Aceh: Yayasan Meukuta Alam
Ismail, Badruzzaman dan Syamsuddin Daud. (2015). Romantika Warna Warni Adat Perkawinan Etnis-Etnis Aceh. Aceh: Majelis Adat Aceh
Jurnal:
- Marasabessy, Rismawati. Perbedaan Cinta Berdasarkan Teori Segitiga Cinta Sternberg Antara Wanita Dengan Pria Masa Dewasa Awal.
Artikel:
http://jurnal-rakyatt.blogspot.co.id/2015/04/biginalah-upacara-adat-perkawinan-di.html diakses 25 Desember 2018
http://kebudayaan.kemendikbud.go.id/bpnbaceh/2015/07/21/ranup-pada-masyarakat-aceh/ diakses 25 Desember 2018