"Dimas, tugasmu itu luar biasa. Aku berencana mengangkatmu sebagai Bos di kota provinsi. Kamu akan diantar Budi, biarkan aku mengurus mobilmu. Nanti sore kau akan dijemput. Semoga beruntung."
Aku langsung bersemangat. Aku bersiap-siap dan akhirnya dijemput. Aku sudah mendapatkan impianku, aku sangat bersyukur dan bahagia.
Sampai di kota provinsi, aku diantar menuju rumah besar bertingkat dua. Dan digarasinya terdapat mobil besar dan mewah.
"Selamat datang di rumahmu Pak, Ilham sudah menunggu di sana," Budi memberitahu.
Ilham ternyata sudah tiba sejak tadi siang dan mempersiapkan semuanya. Aku langsung mengajak Budi dan Ilham untuk makan bersama di sebuah restoran untuk merayakannya.
Esoknya aku melihat-lihat kantor baruku. Di sana berkumpul sekitar tiga ratus karyawan. Gedung tersebut berlantai lima belas. Dengan kantorku berada di lantai sepuluh. Tetapi, tetap saja ada yang tidak suka denganku sebagai Bos baru. Karena Bos yang lama kudengar dipecat karena sering meliburkan karyawannya tanpa izin dari kantor pusat, parahnya Bos tesebut malah menaikan gaji karyawannya. Ada karyawan yang sadar bahwa itu kesalahan besar dan memilih tetap bekerja atau mengundurkan diri. Ada juga yang setuju-setuju saja dengan hal tersebut dan akhirnya dengan adanya Bos baru mereka pasti tidak suka denganku.
Selain Ilham sebagai asisten lamaku, di sini aku mendapatkan asisten baru bernama Zazuli yang biasa dipanggil Joli yang ikut menentang kebijakan Bos lama. Dia tak kalah baiknya dengan Ilham, bahkan dia sering meminta diberikan tugas.
Sudah lumayan lama aku bekerja di sini. Dan pada suatu hari, aku mendapati sekitar tiga puluh karyawan yang mendukung Bos lama tidak berangkat ke kantor. Aku bingung dan meminta kepada beberapa karyawan  untuk mendatangi rumahnya.
"Saya minta tolong untuk mencari mereka di alamat rumahnya."
"Maaf Bos, mereka tidak ada di rumah," ucap salah satu karyawan. Aku tambah bingung dan bertanya kepada Bos Besar. Bos Besar mengatakan biarkan saja, dan aku akan dicarikan karyawan baru.
Tapi beberapa hari kemudian, semua komputer, laptop, handphone, dan beberapa barang yang harus terhubung ke internet ternyata malah mati. Parahnya, komputer dikantorku semuanya terblok dan beberapa terkena virus. Apa yang terjadi? pikirku. Akhirnya aku meminta semua karyawan pulang dan tidak bekerja sampai semuanya normal kembali. Karena sudah membuat perusahaan ini rugi cukup banyak, aku menelpon Bos Besar dan bertanya bagaimana ini.