Mohon tunggu...
Fiqi Haffaf
Fiqi Haffaf Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Al Quran Terpadu Yanbuul Quran 1 Pati

Saya menyukai sastra. Sastra tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Bahkan, Pramoedya mengatakan bahwa, "manusia tanpa mencintai sastra hanya menjadi hewan yang pandai".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bangkit Lagi

18 Juli 2023   17:02 Diperbarui: 18 Juli 2023   17:05 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bangkit Lagi

Muhammad Akmal Ahzami

(Santri Angkatan Keempat Yanbuul Quran Boarding School 1 Pati)

Sore itu, aku pulang dari kantor dengan muka yang berseri-seri. Tugas yang sudah kugarap hampir selama dua bulan akan selesai. Sebuah tugas yang sangat penting bagi perusahaan kami, dan aku mendapat wewenang dan tanggung jawab untuk menegrjakannya. Gaji tambahan yang cukup besar untuk tugas tersebut membuatku senang, karena sebentar lagi jadwalku mendapat liburan. Perusahaan kami memang mennyediakan liburan bagi para karyawannya sekitar dua sampai tiga minggu secara bergantian. Rencananya aku ingin berlibur ke Yogyakarta untuk merayakannya.

Satu pekan kemudian

 

"Panggilan kepada Dimas Pratama segera menuju ruangan Pak Pak Bos!"

"Untukku? Apa karena tugasku sudah selesai? Apakah aku akan mendapat insentif hari ini?" pikirku. Sesampainya di ruangan Pak Pak Bos, aku dipersilakan duduk. Kami mulai berbincang-bincang tentang kinerjaku, tetapi tiba-tiba raut wajah Pak Bosku berubah.

"Kinerjamu memang bagus, tetapi sayangnya beberapa hari lalu kau mengerjakan tugas tambahan saat di rumah. Setelah kau mengirim tugas tersebut, langsung kukurim tugas tersebut ke kantor pusat. Tugas tersebut langsung diproses, setelah diproses tugas tersebut di cek kembali dan ternyata ada kesalahan yang sangat fatal," tubuhku langsung menjadi tegang dan Pak Bos memperlihatkan tugas tersebut.

"Kesalahanmu ini membuat perusahaan kita menjadi rugi cukup besar. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk, mohon maaf kami memecatmu, Dimas."

Perkataan tersebut membuat hatiku yang asalnya senang menjadi sedih, hancur. Bagai disambar petir di siang bolong. Lalu Pak Bos memberikan sebuah amplop, "Ini gaji terakhirmu, maafkan aku tidak bisa memberi gaji tambahan untuk tugasmu dua bulan terakhir ini."

Sorenya aku pulang dengan rasa sedih yang tak terkira. Perjuanganku selama satu setengah tahun bekerja di perusahaan ini menjadi sia-sia. Berhari-hari aku hanya berdiam diri di rumah, menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan saja. Hingga beberapa hari setelahnya, aku tiba-tiba ditelpon oleh seseorang.

"Halo, siapa Anda?" masih sunyi suara di seberang sana, hingga ada suara yang berat menjawab, "Saya pemilik perusahaan White Horse." Aku terkejut, bagaimana seorang pemilik perusahaan besar bisa menelponku.

"Ada yang bisa dibantu, Pak?" jawabku gugup.

"Apakah benar Anda Dimas Pratama yang baru saja dipecat dari kantor cabang perusahaan saya?"

"Ya benar, Pak," kataku.

"Saya mendengar cerita dari Pak Bos kantor cabang bahwa Anda dipecat karena salah dalam melakukan sebuah tugas dan perusahaan kita mendapatkan rugi. Tetapi, setelah kami cek tugas besar yang dikerjakan oleh Anda, kami sangat terkejut karena tugas tersebut telah selesai dengan sempurna. Maka dari itu saya mengundang Anda ke kantor pusat di ibu kota." Aku tambah terkejut.

"Apakah ini benar?" aku bertanya untuk meyakinkan.

"Ya itu benar. Saya akan membiayai perjalanan Anda. Hotel dan konsumsi Anda selama di ibu kota," jawabnya.

Keesokan harinya, aku langsung bersiap-siap. Sorenya aku akan dijemput oleh mobil Aphard milik Bos Besar. Akhirnya mobilnya datang, mobil Alphard baru yang sangat mewah yang sudah menghentikan bannya di depan rumahku. Seorang sopir keluar dan memperkenalkan diri.

"Halo, saya Budi, sopir pribadi Bos Besar."

Aku tercengang, sopir pribadi? Bukankan bisa saja menyewa orang biasa, kenapa harus sopir pribadinya sendiri.

"Anda mungkin berpikir kenapa harus saya yang menjemput jauh-jauh ke sini, itu karena Bos Besar tidak suka jika menyewa orang lain selain saya, takutnya ditipu."

"Aku Dimas, terima kasih telah menjemputku jauh-jauh ke sini," balasku.

Perjalanan menghabiskan waktu dua belas jam jika berhenti hanya untuk isi bensin. Sedangkan aku terlalu banyak berhenti untuk makan, istirahat di rest area tol, dll. Menyebabkan aku melakukan perjalanan selama tiga belas jam lebih. Dan akhirnya aku sampai di ibu kota. Aku langsung menuju salah satu hotel bintang lima yang super mewah, yang mengartikan bahwa Bos Besar sangatlah kaya. Paginya aku diantar oleh Budi untuk menuju kantor pusat. Dari ujung jalan sudah terlihat gedung tinggi berlantai empat puluh yang menjadi kantor pusat perusahaan.

Aku masuk ke lobi kantor dan menunjukkan kartu pengenal. Selanjutnya aku diinstruksikan untuk menuju lantai tiga puluh lima, lantai dimana ruangan Bos Besar berada. Aku menaiki lift khusus langsung menuju ruangan-ruangan penting di setiap lantai, salah satunya ruangan Bos Besar. Lift terbuka dan langsung memperlihatkan meja besar dengan seseorang duduk di atas kursi di balik meja itu.

Bos Besar tersenyum dan menyapaku, "Hai Dimas, semoga perjalanan dan hotelnya nyaman," senyumnya makin melebar. Aku balas menyapa, "Selamat pagi, Pak. Senang dapat berjumpa dengan Bapak." Lalu aku dipersilahkan duduk, dan kami berbincang-bincang. Akhirnya kami berbicara tentang kenapa aku ada di sini.

"Kamu saya undang ke sini untuk saya beri pekerjaan spesial," aku berpikir, pekerjaan apakah itu?

"Kamu saya tugaskan menjadi kepala di salah satu perusahaan cabang di kabupaten. Kamu akan mulai bekerja minggu depan, Dimas. Untuk minggu ini silakan bersenang-senang di ibu kota, aku akan membiayai semuanya," jelas Bos Besar panjang lebar.

Aku kembali ke hotel dengan rasa senang tak terkira. Aku pun langsung bersenang-senang di Dufen, Timezoni, dll. Pergi  makan di restoran-restoran mewah, cepat saji, seafood, tetapi kadang-kadang di pinglan (pinggir jalan). Satu pekan aku menghabiskan waktu untuk refreshing.

Pekan selanjutnya

Aku kemudian menuju kabupaten tempatku ditugaskan. Diantar Budi menuju rumah kontrakan yang lebih dari cukup untuk satu orang. Dan esoknya aku bersiap-siap untuk menuju kantor. Aku mengendarai mobil yang diberikan untukku dari Bos Besar, mobil mini yang cocok untuk satu keluarga kecil. Sampai di kantor, aku disambut oleh karyawan-karyawan yang ramah dan baik. Aku diantar touring kantor oleh salah satu karyawan. 

Tetapi saat aku melihat-lihat gedung berlantai lima ini, aku mendengar salah satu karyawan berbisik pada temannya, "Hei, memangnya dia siapa bisa menjadi kepala di sini. Kudengar dia bekerja di perusahaan ini hanya satu setengah tahun, sedangkan kita yang sudah tiga tahun lebih tidak pernah naik jabatan sama sekali." Sepertinya ada yang tidak suka denganku, tapi biarkan saja nanti juga merasa nyaman sendiri denganku. Sampai di kantorku, di lantai empat, karyawan yang sedari tadi menemaniku memperkenalkan diri.

"Selamat datang di kantor Anda, Pak. Saya Ilham, asisten Bapak," seorang asisten ternyata, lumayan bisa membantu beberapa pekerjaan.

Aku mengawali hari pertamaku dengan santai, rileks, dan menyenangkan. Karyawan-karyawan di sini lumayan baik, mungkin hanya dua orang itu tadi yang belum aku yakin apakah akan baik-baik saja.

Hari-hariku bekerja menyenangkan, setiap bulan aku digaji langsung oleh Bos Besar lumayan banyak. Lumayan, bisa untuk makan sehari-hari, mengirimi uang untuk keluarga di kampung halaman, dan lain-lain. Tidak hanya gaji, jika aku menyelesaikan sebuah tugas yang sangat penting dan selesai dengan sempurna, aku biasanya diliburkan dan diberi gaji tambahan untuk jalan-jalan. Itu membuktikan bahwa Bos Besar sangat baik.

Pernah suatu hari aku sakit dan tidak enak badan, dan aku diberikan tugas ringan untuk di rumah. Tetapi, pada saat aku ingin membuka tugas tersebut aku malah membuka tugas penting yang belum selesai karena tidak fokus. Akhirnya tugas itu hancur lebur, dan parahnya lagi tugas penting tersebut malah aku kirim ke kantor pusat dan bilang sudah aku cek, padahal belum. Alhasil perusahaan kami rugi besar. Akhirnya aku di cutikan sekitar satu bulan.

Dan minggu ini aku mendapat dua tugas yang lumayan penting. Untungnya dengan dibantu Ilham, asistenku yang lumayan berbakat, aku bisa menyelesaikan tugas tersebut dengan lebih cepat. Hari ini tinggal mengirimnya ke kantor pusat karena sudah aku cek tiga kali. Tetapi, berhubung waktu makan siang sudah tiba, aku ingin makan terlebih dahulu.

Selesai makan aku kembali ke kantorku untuk mengirim tugas tersebut. Tapi, anehnya, pintu kantor yang padahal tadi aku tutup rapat, sekarang terbuka sedikit. Apakah ada yang masuk, atau itu tadi Ilham? Aku lalu masuk dan membiarkannya, mungkin ada orang yang tidak sengaja menabraknya dan akhirnya terbuka. Dan aku pun mengirim tugas tersebut.

Keesokan harinya aku ditelpon oleh Bos Besar, mengenai masalah dua tugas kemarin.

"Hai, Dimas, aku menelponmu karena dua tugas yang baru kemarin kau kirim, terdapat banyak sekali kesalahan. Aku juga tidak mengerti kenapa tugas kemarin terdapat banyak kesalahan, padahal tugasmu selalu selesai dengan sempurna. Karena hal tersebut aku memutuskan untuk mencutikanmu selama lima hari," jelas Bos Besar panjang lebar.

Hah! Padahal sudah aku cek tiga kali tugas tersebut dan benar sesuai standar perusahaan. Aku tidak percaya ini. Akhirnya aku hanya menuruti.

Di hari ketiga aku masih berpikir, kenapa bisa? Hingga aku teringat tentang pintu yang terbuka tersebut. Aku langsung menuju kantor dengan mobil miniku, menancap gas sekencang-kencangnya. Menyuruh security membuka cctv di ruang cctv. Lalu mengatur waktu ke empat hari yang lalu pada jam makan siang. Aku melihat dua orang yang membicarakanku di hari pertama, membuka pintu dan masuk ke kantorku. Mereka membuka laptopku dan merusak tugasku. Aku langsung mengirim video tersebut dan menjelaskannya kepada Bos Besar. Dan akhirnya Bos Besar menelepon mereka secara langsung dan memecatnya. Aku bersyukur semua sudah selesai, dan aku diminta Bos Besar untuk mengirim tugas yang asli. Untungnya aku mengcopy tugas tersebut ke flasdisk.

Beberapa hari berlalu, hp ku berdering. Ada telpon dari Bos Besar.

"Dimas, tugasmu itu luar biasa. Aku berencana mengangkatmu sebagai Bos di kota provinsi. Kamu akan diantar Budi, biarkan aku mengurus mobilmu. Nanti sore kau akan dijemput. Semoga beruntung."

Aku langsung bersemangat. Aku bersiap-siap dan akhirnya dijemput. Aku sudah mendapatkan impianku, aku sangat bersyukur dan bahagia.

Sampai di kota provinsi, aku diantar menuju rumah besar bertingkat dua. Dan digarasinya terdapat mobil besar dan mewah.

"Selamat datang di rumahmu Pak, Ilham sudah menunggu di sana," Budi memberitahu.

Ilham ternyata sudah tiba sejak tadi siang dan mempersiapkan semuanya. Aku langsung mengajak Budi dan Ilham untuk makan bersama di sebuah restoran untuk merayakannya.

Esoknya aku melihat-lihat kantor baruku. Di sana berkumpul sekitar tiga ratus karyawan. Gedung tersebut berlantai lima belas. Dengan kantorku berada di lantai sepuluh. Tetapi, tetap saja ada yang tidak suka denganku sebagai Bos baru. Karena Bos yang lama kudengar dipecat karena sering meliburkan karyawannya tanpa izin dari kantor pusat, parahnya Bos tesebut malah menaikan gaji karyawannya. Ada karyawan yang sadar bahwa itu kesalahan besar dan memilih tetap bekerja atau mengundurkan diri. Ada juga yang setuju-setuju saja dengan hal tersebut dan akhirnya dengan adanya Bos baru mereka pasti tidak suka denganku.

Selain Ilham sebagai asisten lamaku, di sini aku mendapatkan asisten baru bernama Zazuli yang biasa dipanggil Joli yang ikut menentang kebijakan Bos lama. Dia tak kalah baiknya dengan Ilham, bahkan dia sering meminta diberikan tugas.

Sudah lumayan lama aku bekerja di sini. Dan pada suatu hari, aku mendapati sekitar tiga puluh karyawan yang mendukung Bos lama tidak berangkat ke kantor. Aku bingung dan meminta kepada beberapa karyawan  untuk mendatangi rumahnya.

"Saya minta tolong untuk mencari mereka di alamat rumahnya."

"Maaf Bos, mereka tidak ada di rumah," ucap salah satu karyawan. Aku tambah bingung dan bertanya kepada Bos Besar. Bos Besar mengatakan biarkan saja, dan aku akan dicarikan karyawan baru.

Tapi beberapa hari kemudian, semua komputer, laptop, handphone, dan beberapa barang yang harus terhubung ke internet ternyata malah mati. Parahnya, komputer dikantorku semuanya terblok dan beberapa terkena virus. Apa yang terjadi? pikirku. Akhirnya aku meminta semua karyawan pulang dan tidak bekerja sampai semuanya normal kembali. Karena sudah membuat perusahaan ini rugi cukup banyak, aku menelpon Bos Besar dan bertanya bagaimana ini.

"Kamu harus mencari solusi untuk mengurus masalah ini!" Bos Besar sedikit marah karena sudah membuat perusahaan rugi besar dan beberapa karyawan mengundurkan diri karena takut tidak digaji.

Dan beberapa hari berikutnya, aku dibuat bingung dan tambah pusing dengan polisi, pemadam kebakaran dan ambulan yang datang ke rumahku dan berkata bahwa ada telpon yang mengatakan di sini terdapat penjahat, kebakaran, dan orang yang harus dibawa ke rumah sakit. Padahal tidak ada apa-apa di sini. Polisi akhirnya kesal dengan telpon tersebut, dan aku memberi usulan apakah mereka bisa melacak telepon tersebut. Polisi pun menerima usulan ku dan aku ikut bersama polisi untuk menuju kantornya.

Lalu kami melacak telpon tersebut, dan mendapati bahwa telepon tersebut datang dari pinggir kota. Kami pun menuju ke sana,berhenti di sebuah bangunan tua. Dengan bantuan polisi kami menyergap orang-orang tersebut. Dan ternyata mereka adalah karyawan yang mendukung Bos lama. Di sana terdapat komputer-komputer canggih yang berkaitan dengan hacking. Dan ternyata mereka menghack kantorku dan membuat rugi perusahaan. Mereka pun ditangkap polisi dan aku sudah mendapatkan orang untuk membersihkan virus dan memperbaiki semuanya. Dan semua pun kembali normal.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun