Mohon tunggu...
Fiqi Haffaf
Fiqi Haffaf Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Al Quran Terpadu Yanbuul Quran 1 Pati

Saya menyukai sastra. Sastra tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Bahkan, Pramoedya mengatakan bahwa, "manusia tanpa mencintai sastra hanya menjadi hewan yang pandai".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bangkit Lagi

18 Juli 2023   17:02 Diperbarui: 18 Juli 2023   17:05 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Anda mungkin berpikir kenapa harus saya yang menjemput jauh-jauh ke sini, itu karena Bos Besar tidak suka jika menyewa orang lain selain saya, takutnya ditipu."

"Aku Dimas, terima kasih telah menjemputku jauh-jauh ke sini," balasku.

Perjalanan menghabiskan waktu dua belas jam jika berhenti hanya untuk isi bensin. Sedangkan aku terlalu banyak berhenti untuk makan, istirahat di rest area tol, dll. Menyebabkan aku melakukan perjalanan selama tiga belas jam lebih. Dan akhirnya aku sampai di ibu kota. Aku langsung menuju salah satu hotel bintang lima yang super mewah, yang mengartikan bahwa Bos Besar sangatlah kaya. Paginya aku diantar oleh Budi untuk menuju kantor pusat. Dari ujung jalan sudah terlihat gedung tinggi berlantai empat puluh yang menjadi kantor pusat perusahaan.

Aku masuk ke lobi kantor dan menunjukkan kartu pengenal. Selanjutnya aku diinstruksikan untuk menuju lantai tiga puluh lima, lantai dimana ruangan Bos Besar berada. Aku menaiki lift khusus langsung menuju ruangan-ruangan penting di setiap lantai, salah satunya ruangan Bos Besar. Lift terbuka dan langsung memperlihatkan meja besar dengan seseorang duduk di atas kursi di balik meja itu.

Bos Besar tersenyum dan menyapaku, "Hai Dimas, semoga perjalanan dan hotelnya nyaman," senyumnya makin melebar. Aku balas menyapa, "Selamat pagi, Pak. Senang dapat berjumpa dengan Bapak." Lalu aku dipersilahkan duduk, dan kami berbincang-bincang. Akhirnya kami berbicara tentang kenapa aku ada di sini.

"Kamu saya undang ke sini untuk saya beri pekerjaan spesial," aku berpikir, pekerjaan apakah itu?

"Kamu saya tugaskan menjadi kepala di salah satu perusahaan cabang di kabupaten. Kamu akan mulai bekerja minggu depan, Dimas. Untuk minggu ini silakan bersenang-senang di ibu kota, aku akan membiayai semuanya," jelas Bos Besar panjang lebar.

Aku kembali ke hotel dengan rasa senang tak terkira. Aku pun langsung bersenang-senang di Dufen, Timezoni, dll. Pergi  makan di restoran-restoran mewah, cepat saji, seafood, tetapi kadang-kadang di pinglan (pinggir jalan). Satu pekan aku menghabiskan waktu untuk refreshing.

Pekan selanjutnya

Aku kemudian menuju kabupaten tempatku ditugaskan. Diantar Budi menuju rumah kontrakan yang lebih dari cukup untuk satu orang. Dan esoknya aku bersiap-siap untuk menuju kantor. Aku mengendarai mobil yang diberikan untukku dari Bos Besar, mobil mini yang cocok untuk satu keluarga kecil. Sampai di kantor, aku disambut oleh karyawan-karyawan yang ramah dan baik. Aku diantar touring kantor oleh salah satu karyawan. 

Tetapi saat aku melihat-lihat gedung berlantai lima ini, aku mendengar salah satu karyawan berbisik pada temannya, "Hei, memangnya dia siapa bisa menjadi kepala di sini. Kudengar dia bekerja di perusahaan ini hanya satu setengah tahun, sedangkan kita yang sudah tiga tahun lebih tidak pernah naik jabatan sama sekali." Sepertinya ada yang tidak suka denganku, tapi biarkan saja nanti juga merasa nyaman sendiri denganku. Sampai di kantorku, di lantai empat, karyawan yang sedari tadi menemaniku memperkenalkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun