"Udah siang nih, aku mau pulang,"
"Masih pagi, Dil," ledeknya.
"Itu, temanku datang. Kamu gimana?"
"Aku bisa pulang sendiri, itu jalan setapaknya sudah kelihatan, udah deket kok,"
"Beneran nih, nggak ku antar?"
"Nggak usah, Fadil ganteng,"
Pria itu tertawa, mungkin malu atau barangkali menganggap leluconnya ini lucu baginya. Aruna memandangnya sebagai pribadi yang cukup baik, akhir-akhir ini mereka kian dekat tapi hanya sebatas teman saja.
"Ya sudahlah kalau begitu,"
"Iya, Dil,"
Pria itu berpamitan pergi saat ada seseorang yang naik mobil dan mengajaknya pergi. "Aku pergi dulu, Run,"
"Hati-hati di jalan! Oh iya, makasih ya, sudah menemukan kalungku,"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!