Aku,
                                                Altara.
Pesan itu terlalu singkat untuk setiap kenangan yang aku miliki dengan dirinya.
"Kamu selalu misterius. Bahkan pesanmu saja berbentuk seperti itu." Gerutu Vela,
"Lantas, bagaimana kamu tahu bahwa ini tempatnya?"
"Mawar, Melati, Kamboja, Semboja, Anggrek, dan Anthorium. Semua itu memangnya nama apa? Buah-buahan?"
Kembali aku tertawa, "Tempat ini selalu menjadi favorit kita."
Vela mendengus kesal. "Kenapa harus Kinasih?"
Aku menatapnya geli, "Karena Kinasih bagus. Ademmmmmmmm....."
Dia lalu menonjok perutku, benar-benar sakit dan aku tidak bisa berkata-kata.
"Cepat, kamu mau ngomong apa?"