Mohon tunggu...
De Kils Difa
De Kils Difa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat

Berkarya Tiada BAtaS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Playboy Bangkotan

18 Januari 2016   14:50 Diperbarui: 18 Januari 2016   14:59 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tapi napa..?” Tanya seorang pria muda sambil memegang pundak di lelaki sebelahnya

 “Sssttt… liat tuh siapa yang datang?” Roy mengalihkan pembicaraan dan matanya tertuju ke luar. Semua penghuni warung ikut memperhatikan keluar, pun Mpok Ati yang penasaran.

 “Waddduh.. Si Playboy bangkotan. Tumben pakaiannya rapi, rambut klimis, naik sepeda onthel segala lagi.” Komentar Mpok Ati setelah melihat siapa yang ada diluar warungnya.

Semuanya manggut-manggut sambil tak lepas memandang seseorang yang berpenampilan lain dari biasanya.

Jabrik, dialah sang playboy bangkotan.

Artis kampung yang terkenal bukan karena aksinya di layar tivi atau memiliki suara merdu bak Bang Haji mendendangkan lagu dangdut. Keartisannya karena gaya hidupnya yang ajer dan royal kepada semua orang, plus kisah cintanya bersama gadis-gadis kampung yang selalu berakhir tragis.

Sudah nggak kehitung manuver Jabrik kepada seluruh wanita yang ia incar. Terutama wanita yang memiliki wajah mirip Krisdayanti dan tubuh semok mirip Aura kasih.

Dengan hanya bermodalkan kepercayaan diri disertai sokongan dana dari Babehnya yang Juragan jengkol, Jabrik terus berupaya mendapatkan wanita idamannya dengan segala cara. Sayangnya, belum pernah kesampaian.

“Ciyeee, ada tampilan baru...” Sapa Madun sambil mukul pundak Roy.

“Wuuuiihhhh kayanya ada yang mau pesta-pesta nih !” Roy menimpali.

“Hahaha.. Loe tau aja isi hati Gua gimana.” Ucap Jabrik dengan mulut lebar memperlihatkan gigi emasnya. “Mpok Ati, layanin semua teman-teman saya. Hari ini saya yang bayarin semua.” Lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun