Tibalah waktu ia wisuda, walaupun dengan susah payah skripsinya diselesaikan karena pikirannya terbelah oleh kerinduan dengan Hamdan, namun ia bisa menyelesaikannya. Ternyata kejadian waktu itu adalah angkot terakhir dari Julaeha dan terakhir kalinya Julaeha melihat Hamdan. Julaeha langsung diberangkatkan oleh orang tuanya ke Mesir untuk melanjutkan studi S2-nya di negeri piramida.
Tak kuasa Julaeha menolak keinginan orang tuanya, walaupun batin berkecamuk dan ingin sekali bertemu dengan Hamdan, sang pujaan hatinya. Namun takdir tak berkata begitu. Julaeha benar-benar tak mempunyai kesempatan untuk bertemu Hamdan karena pengawasan dari Abahnya yang ketat menyebabkan ia mengubur kerinduannya. Bahkan, HP milik Julaeha sudah lama disita oleh Abahnya.
Julaeha merasa hidupnya dipenjara, namun tak ada daya dan upaya untuk melawan. Sesampainya di Mesir, Julaeha meneruskan studinya di Universitas Al-Azhar. Hamdan tidak pernah ia lupakan, namun kehidupan harus tetap berjalan, begitulah isi kepala Julaeha. Julaeha akan selalu mengingat suasana angkot dan obrolannya dengan Hamdan yang penuh dengan kenangan manis.
Angkot yang ia tumpangi terakhir kali adalah angkot yang membuat hidupnya lebih berwarna. Walaupun Hamdan hanya seorang supir, di mata Julaeha, itu lebih dari cukup untuk mencintai Hamdan sepenuh hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H