Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Pemerhati Ekonomi, Penulis, Penikmat Makanan Lezat dan Pembelajar Ilmu Pemberdayaan Diri. Mantan Pegawai Bank dan Finance. Saat ini sedang menuntut ilmu di Program Studi Ekonomi Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Menyukai seni musik dan sulap, khusus untuk sulap saya menyukai ilusi dan kecepatan tangan. Menulis bagi saya untuk meningkatkan sebuah kesadaran dalam berkehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Mati Penasaran, Teror Pocong Pinjol Part III

15 Juli 2024   23:21 Diperbarui: 15 Juli 2024   23:38 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka berempat memasang muka pucat dan ketakutan karena ajakan Kang Asep langsung menuju pemakaman. Kang Asep mengeluarkan beberapa jimat dan keris yang ia bawa.

Setelah menunggu, sekitar pukul 11 malam, mereka siap untuk menuju makam ibunya Budi, tempat pertama kali pocong itu muncul.

"Ini bener nih, Kang, kita ke makam?" tanya Adam.

"Iya, Dam, kita ke makam," tegas Kang Asep.

Sesampainya di gerbang makam, Kang Asep membakar sedikit menyan untuk mengundang pocong pinjol muncul.

"Bud, di mana makam ibumu?" tanya Kang Asep.

Dengan sedikit bingung dan mencari-cari dalam kegelapan suasana makam, Budi menunjukkan makam ibunya.

"Di sana, Kang," jawab Budi sambil menunjuk ke arah makam ibunya.

"Oke, kalian tunggu saja di sini ya," ucap Kang Asep.

Mereka berempat menunggu tepat di gerbang makam dan duduk di saung yang hanya berjarak tiga meter dari gerbang makam.

"Kang Asep berani juga ya, guys," ucap Fikri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun