Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Legenda Ular Raksasa Gludai di Danau Kibekan

7 Juni 2016   14:08 Diperbarui: 7 Juni 2016   14:15 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Kibekan. Dokumen Pribadi

sekarang saya meminta kepada semua untuk berdo’a. Jangan ada yang meninggalkan mesjid sebab sebentar lagi hujan akan turun sangat deras” sahut pemuda itu.

****

Benar saja, gerimis mulai datang dan gemericik air mulai terdengar keras. Suara kilat seperti semalam sebelumnya pun terjadi lagi. Hujan turun dengan lebatnya. Semua penduduk yang sedang menunaikan sholat isya’ dibuat khawatir. Sosok sang pemuda yang sedang menjadi imam sholat itu nampak tetap begitu tenang.

Sholat pun selesai... suara menggelegar di luar mesjid terdengar semakin keras. Dan sang pemuda itu kemudian mengambil perahunya.

Sesuai dengan amanat sang pemuda, tidak satu pun penduduk yang berani keluar dari mesjid sambil menunggu sang pemuda kembali.

Malam pun mulai menanjak naik, air yang tadinya masih jauh dibawah mesjid. Samar-samar mulai ada dibibir mesjid. Para lelaki desa itu beberapa mulai melihat keluar. Kilatan cayaha petir menyibakkan sebuah pemandangan yang menunjukkan rumah-rumah penduduk beberapa sudah tersisa atapnya saja.

Mereka pun dilanda ketakutan yang sangat... hingga pada satu waktu sebuah kilatan cahaya menyambar keras ke depan teras mesjid dan mengenai sebuah benda yang belum jelas terlihat. Benda itu seperti terbang ke udara dan terhempas kembali ke depan mesjid yang berair dalam posisi terbalik dan sebagian terpecah, bersamaan dengan itu terdengar suara pekikan “allahu akbar”. Kerasnya suara sambaran petir dan teriakan itu terdengar begitu memilukan.

Tidak satu pun penduduk yang berani sekedar untuk melihat kejadian diluar. Air pun sudah menggenangi mesjid itu. Namun sesuatu yang luar biasa terjadi. Perlahan-perlahan air itu turun dan mulai meninggalkan mesjid. Subuh pun menjelang.. suasana yang mencekam semalaman itu menyisakan wajah-wajah yang pucat pasi dan dihinggapi rasa takut. Semalam yang terasa beribu bulan seperti tersiksa.

Para lelaki sebagian memberanikan diri keluar dari mesjid dan mendapatkan kejadian yang aneh.. didepan mesjid air nya tidak ada lagi dan rumah-rumah penduduk itu semuanya sudah terlihat seperti sedia kala.

Para penduduk hanya mendapatkan perahu yang ditunggangi oleh sang pemuda yang tidak pernah terlihat kembali. Rupanya perahu itu lah yang disambar petir semalam bisik para penduduk. Tapi kemana pemuda itu...?

Mereka pun mencari kesana kemari, mencari sosok panutannya. Seorang anak nampak terbirit-birit sambil berlari dari arah hulu. Dengan nafas yang terengah-engah berteriak.. “Abah... ada selokan baru didekat cekungan danau”. Semua mata tertuju dengan anak itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun