****
Maghrib pun datang menjelang. Pemuda gagah itu telah berada di mesjid dengan melantunkan suara adzan yang terdengar merdu ke seluruh pelosok desa walau pun belum ada yang namanya microphone. Penduduk pun berdatangan sesuai dengan permintaan pemuda itu.
Tua-muda, besar-kecil, anak-anak atau pun sudah dewasa, lelaki-perempuan. Sering sholat atau pun bolong-bolong sholatnya. Semuanya berkumpul. Sholat maghrib berjamaah pun dilakukan dengan khusuk. Sebagian jamaah yang lain nampak tetap berbisik didalam sholatnya.
Selesai sholat maghrib, sang pemuda itu lalu berdiri....
Seperti biasa... memberikan salam dan membuka pembicaraan... dia mulai bicara...
“Saya mau bertanya...? boleh...? ” kata pemuda itu dengan santun.
“Boleh...” sahut penduduk dengan serentak.
“Apakah kita sebelumnya pernah kebanjiran” sahut pemuda itu.
“Tidak..” dijawab oleh penduduk.
“Saya tanya lagi... apa penyebabnya...?” kata pemuda yang mulai nampak tidak lagi terlihat lembut itu.
Para penduduk pun tidak ada yang bisa menjawab, semuanya saling berpandangan dan saling melirik bahkan terkesan saling melotot.