Jeng jeng jeng jeng. Zoom. Zoom. Zoom. Zoom. Tidak mungkin. Sutradara itu memaki dalam hati. Dia yakin bahwa tadi kuntilanak itu bukan boneka. Olah tubuh macam itu tidak mungkin dihasilkan oleh boneka.
Jam menunjukan pukul dua pagi. Adegan diulang lagi dari awal.
Diasumsikan Gikri dan Fita sedang menjalin hubungan. Mereka kasmaran. Mereka sangat bergantung pada jendela aplikasi pembawa pesan. Dengan adanya hal itu maka, mereka merasa jarak dapat dieliminasi. Memang batas antara fiksi dan fakta hanya setipis kondom.
"Hai!" Fita membuka dialog.
"Halooo!"
"Lagi apa?"
"Lagi nungguin kamu nyapa."
"Ergh!"
"CUUUUUUUT ! Ah! Ssekarang susah dapet momennya lagi. Skip saja lah ke adegan yang lain. Ayo di skip saja yang ini. Lanjut yang ciuman. Mana property tempat tidurnya? Eh jangan yang kolam renang saja apa? Eh kalian ayo cepat ganti bajunya. Pake bikini yang tutul aja. Itu gambarnya mau buat poster sekalian." Sutradara sibuk mengatur kiri kanan.
"Gik, jadi kita mau nulis apa nih?" Fita berbisik mengetik.
"Nanti sajalah, kita take ciuman dulu."