Mohon tunggu...
Fika Fatiha
Fika Fatiha Mohon Tunggu... Lainnya - Beriman, Berilmu, Beramal

Menulis Karena Ga Bisa Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dengan Trikotomi Kendali Ala Filsuf STOA Hidupmu Jadi Lebih Tenang

18 April 2022   15:59 Diperbarui: 2 Mei 2022   20:19 2068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi hasilnya tetap, serahkan semuanya ke Allah SWT, yang penting kita udah usaha semaksimal mungkin. Dan inget, usaha kitapun jangan bikin kita jadi sombong karena usaha sendiri, usaha yang kita capai di titik ini itu karena Allah SWT memampukan kita untuk melakukannya. Lagi-lagi kita perlu merendah diri bahwa semua yang di lakukan terhadap kebaikan adalah kehendak Allah SWT.

Jadi, setelah kita tahu ada trikotomi kendali ini, kita jadi tahu dan sadar bahwa ternyata penyebab stress, tidak tenang, overthingking, insecure, trauma dan hal negatif lainnnya itu bukan karena keadaan, tapi, karena kita terlalu memikirkan hal-hal yang ada di luar kendali kita secara berlebihan. Maka itulah penyebab stress kita sesungguhnya. Kita harus menyadari bahwa ada batas-batas tertentu yang tidak bisa kita rubah. Kembali kepada penerimaan diri, mengetahui dan mengenal diri sendiri akan jauh lebih baik dari apapun.

Biasanya, rasa curiga terhadap orang lain dan benci terhadap orang lain dapat langsung di kenali dalam kehidupan sosial, tapi curiga dan benci terhadap diri sendiri cenderung kurang dikenali. Ibarat kata pepatah, "gajah di pelupuk mata tidak terlihat tapi semut di ujung sebrang sungai sana malah terlihat". Kesalahan kita yang segede gaban ga keliatan tapi kesalahan orang lain yang kecilll banget itu keliatan banget sama kita. 

Maka, cobalah untuk membuat skala prioritas, priorotaskan dulu kepedulian itu terhadap diri sendiri, eksplor apapun yang kita bisa semampu kita, kalau misalnya belum nemu tujuan kita, berarti kita memang butuh orang lain untuk tahu tujuan kita. Jangan lupakan peran keluarga, pasangan, saudara, teman, orang lain dll., yang akan bisa bantu kita dalam mencari arti hidup.

Kalo udah tahu tujuannya mau kemana, maka kamu akan menemukan letak kebahagiaan sejati yang stigma standar kebahagiaannya tidak tergantung orang lain, melainkan menciptakan kebahagiaan versi sendiri, asal kebahagiaan itu tidak bertentangan dengan norma yang ada maka kamu akan sangat menjadi pribadi manusia yang seutuhnya. 

Mencintai diri sendiri dan dicintai orang lain itu (Bonus), tapi ada satu yang gaakan pernah pergi dari kita, yaitu Allah, kalo kita cinta ke Allah maka Allah juga akan balik lebih mencintai kita, hanya Dia satu-satu Nya yang tidak ada penawaran apapun. Dengan mencintai-Nya, maka kamupun akan lebih dicintai juga oleh-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

"Jika tidak meletakkan Allah dalam hati, jangan bertanya kenapa tidak ada ketenangan dalam diri" @depnyu

Jadi apakah benar dunia ini hanya perjalanan penderitaan? Ya, benar, dunia ini adalah penderitaan bila kamu menciptakan penderitaan itu sendiri. Lalu siapa yang menciptakan penderitaan ini? Kita sendirilah yang menciptakan hal tersebut secara tidak sadar, terlalu berlarut-larut dalam kesedihan tanpa memikirkan makna dibalik kesedihan tersebut. Kembalilah kepada-Nya. Dunia hanya sementara, maka bawalah bekal sebanyak-banyaknya untuk kita hidup di keabadian penantian. Wawlohualam Bissowab.

Referensi:

Al-Qur'an dan Hadits

Yeni, Muneta. 2020. BACA BUKU INI SAAT ENGKAU LELAH: Sesungguhnya Berpura-pura Bahagia Itu Melelahkan. Yogyakarta: PSIKOLOGI CORNER

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun