Mohon tunggu...
Fika Aulia Khasanah
Fika Aulia Khasanah Mohon Tunggu... Guru - Bachelor of Indonesian Language and Literature Education | Currently Pursuing Teacher Professional Education (PPG) | Experienced Master of Ceremony | Research Assistant | Private Tutor | Writer

I am a graduate from Universitas Negeri Semarang, majoring in Indonesian Language and Literature Education, class of 2024. I managed to complete my studies on time in 3.7 years with a GPA of 3.86 (Cumlaude) due to my strong enthusiasm for achieving my dream of becoming a professional educator. As an activist with a dynamic, disciplined, and responsible spirit, I always believe that the process will never betray the results and that hard work will not be in vain. I believe that every challenge is an opportunity to learn and grow, and that perseverance and hard work are the keys to achieving success. I instill this principle in every aspect of my life to ensure that every effort made is a step toward achieving greater and better goals. With unwavering dedication to my goals, every step I take is filled with integrity and high commitment, making me an educator ready to inspire and shape the future of the next generation.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Upaya Mengatasi Kesenjangan Sosial Peserta Didik dalam Pemenuhan Target Kurikulum

31 Oktober 2024   08:30 Diperbarui: 31 Oktober 2024   09:20 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pembelajaran kolaboratif memungkinkan peserta didik dari berbagai latar belakang bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah bersama. Misalnya, peserta didik dari latar belakang ekonomi rendah dapat belajar dari teman-temannya yang lebih beruntung dalam akses sumber daya.

Guru bisa memberikan fleksibilitas dalam tugas dan kegiatan belajar agar peserta didik dari SES rendah tidak merasa terbebani. Misalnya, dengan memberikan alternatif tugas yang tidak memerlukan biaya atau peralatan khusus serta memberikan waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas. 

Selain itu, mengarahkan peserta didik dari SES rendah untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler gratis, seperti olahraga atau paduan suara, dapat membantu mereka mengembangkan bakat dan keterampilan di luar akademik tanpa menimbulkan beban biaya.

Dukungan khusus juga sangat penting bagi peserta didik dari SES rendah. Guru dapat memberikan bimbingan tambahan untuk membantu mereka memahami materi atau mengatasi kesulitan belajar. Program remedial, mentoring, dan jam tambahan belajar adalah beberapa bentuk dukungan yang bisa diterapkan agar semua peserta didik, terutama yang kurang mampu, tetap memiliki kesempatan mencapai target kurikulum.

Melalui strategi-strategi ini, pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu peserta didik dari latar belakang ekonomi yang beragam untuk tetap dapat mengikuti pelajaran dengan baik, tanpa terbebani oleh keterbatasan yang mungkin mereka miliki. 

Penerapan pendekatan ini dapat membuat pembelajaran menjadi lebih inklusif dan memungkinkan setiap peserta didik mencapai target kurikulum dengan dukungan yang sesuai.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi tidak selalu berjalan tanpa kendala. Hambatan teknis, seperti beban kerja guru yang bertambah dan keterbatasan fasilitas, sering kali menjadi tantangan utama. 

Selain itu, tantangan kultural, seperti resistensi dari sistem pendidikan yang berfokus pada satu standar capaian, juga bisa menghambat penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Masyarakat pendidikan sering kali masih terpaku pada standar capaian yang seragam, yang bisa mengesampingkan kebutuhan individual peserta didik.

Maka dari itu, solusi praktis dan kebijakan pendukung dapat menjadi kunci keberhasilan penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Misalnya, pelatihan guru, penyediaan fasilitas tambahan, serta peningkatan keterlibatan orang tua merupakan langkah yang bisa diambil baik di tingkat sekolah maupun pemerintah. 

Selain itu, kebijakan yang mendukung inklusivitas dan diferensiasi dalam pembelajaran dapat mendorong guru untuk lebih fleksibel dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik.

Kesenjangan sosial dalam pendidikan di Indonesia adalah tantangan nyata yang perlu diatasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu pendekatan penting untuk menjawab tantangan tersebut dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada kebutuhan belajar peserta didik dari latar belakang yang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun