Pembelajaran kolaboratif memungkinkan peserta didik dari berbagai latar belakang bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah bersama. Misalnya, peserta didik dari latar belakang ekonomi rendah dapat belajar dari teman-temannya yang lebih beruntung dalam akses sumber daya.
Guru bisa memberikan fleksibilitas dalam tugas dan kegiatan belajar agar peserta didik dari SES rendah tidak merasa terbebani. Misalnya, dengan memberikan alternatif tugas yang tidak memerlukan biaya atau peralatan khusus serta memberikan waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas.Â
Selain itu, mengarahkan peserta didik dari SES rendah untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler gratis, seperti olahraga atau paduan suara, dapat membantu mereka mengembangkan bakat dan keterampilan di luar akademik tanpa menimbulkan beban biaya.
Dukungan khusus juga sangat penting bagi peserta didik dari SES rendah. Guru dapat memberikan bimbingan tambahan untuk membantu mereka memahami materi atau mengatasi kesulitan belajar. Program remedial, mentoring, dan jam tambahan belajar adalah beberapa bentuk dukungan yang bisa diterapkan agar semua peserta didik, terutama yang kurang mampu, tetap memiliki kesempatan mencapai target kurikulum.
Melalui strategi-strategi ini, pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu peserta didik dari latar belakang ekonomi yang beragam untuk tetap dapat mengikuti pelajaran dengan baik, tanpa terbebani oleh keterbatasan yang mungkin mereka miliki.Â
Penerapan pendekatan ini dapat membuat pembelajaran menjadi lebih inklusif dan memungkinkan setiap peserta didik mencapai target kurikulum dengan dukungan yang sesuai.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi tidak selalu berjalan tanpa kendala. Hambatan teknis, seperti beban kerja guru yang bertambah dan keterbatasan fasilitas, sering kali menjadi tantangan utama.Â
Selain itu, tantangan kultural, seperti resistensi dari sistem pendidikan yang berfokus pada satu standar capaian, juga bisa menghambat penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Masyarakat pendidikan sering kali masih terpaku pada standar capaian yang seragam, yang bisa mengesampingkan kebutuhan individual peserta didik.
Maka dari itu, solusi praktis dan kebijakan pendukung dapat menjadi kunci keberhasilan penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Misalnya, pelatihan guru, penyediaan fasilitas tambahan, serta peningkatan keterlibatan orang tua merupakan langkah yang bisa diambil baik di tingkat sekolah maupun pemerintah.Â
Selain itu, kebijakan yang mendukung inklusivitas dan diferensiasi dalam pembelajaran dapat mendorong guru untuk lebih fleksibel dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik.
Kesenjangan sosial dalam pendidikan di Indonesia adalah tantangan nyata yang perlu diatasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu pendekatan penting untuk menjawab tantangan tersebut dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada kebutuhan belajar peserta didik dari latar belakang yang berbeda-beda.