Mohon tunggu...
Fika Aulia Khasanah
Fika Aulia Khasanah Mohon Tunggu... Guru - Bachelor of Indonesian Language and Literature Education | Currently Pursuing Teacher Professional Education (PPG) | Experienced Master of Ceremony | Research Assistant | Private Tutor | Writer

I am a graduate from Universitas Negeri Semarang, majoring in Indonesian Language and Literature Education, class of 2024. I managed to complete my studies on time in 3.7 years with a GPA of 3.86 (Cumlaude) due to my strong enthusiasm for achieving my dream of becoming a professional educator. As an activist with a dynamic, disciplined, and responsible spirit, I always believe that the process will never betray the results and that hard work will not be in vain. I believe that every challenge is an opportunity to learn and grow, and that perseverance and hard work are the keys to achieving success. I instill this principle in every aspect of my life to ensure that every effort made is a step toward achieving greater and better goals. With unwavering dedication to my goals, every step I take is filled with integrity and high commitment, making me an educator ready to inspire and shape the future of the next generation.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Upaya Mengatasi Kesenjangan Sosial Peserta Didik dalam Pemenuhan Target Kurikulum

31 Oktober 2024   08:30 Diperbarui: 31 Oktober 2024   09:20 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Indonesia adalah negara dengan wilayah geografis yang sangat luas, sehingga menciptakan berbagai bentuk kesenjangan, termasuk dalam dunia pendidikan. Kesenjangan sosial ini memengaruhi kesempatan belajar peserta didik dan berimbas pada kemampuan mereka dalam memenuhi target kurikulum yang ditetapkan. 

Setiap lembaga pendidikan seharusnya mampu mengakomodasi keragaman karakteristik peserta didik, termasuk latar belakang sosial ekonomi (SES), budaya, keyakinan, serta tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Di era Kurikulum Merdeka saat ini, fokus pada pengembangan karakter, kompetensi esensial, dan pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan individu semakin menjadi prioritas.

Namun, dalam kenyataannya, status sosial ekonomi (SSE) masih memengaruhi akses pendidikan di Indonesia. Anak-anak dari SSE tinggi memiliki akses lebih besar terhadap fasilitas tambahan seperti les privat, kegiatan ekstrakurikuler, dan sekolah-sekolah yang mendukung pengembangan akademis maupun non-akademis.

 Sebaliknya, anak-anak dari SSE rendah sering kali menghadapi keterbatasan, baik dari segi biaya, sarana belajar, maupun dukungan di lingkungan rumah (Gemilang, 2022).

Status sosial ekonomi (SSE) orang tua yang rendah memang merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal dan dapat berpengaruh negatif pada pembelajaran. Keberhasilan dalam membantu anak-anak di kalangan sosial ekonomi rendah dalam menghadapi pendidikannya, harus diimbangi dengan pemberian strategi pembelajaran yang tepat (Gemilang, 2022).

 Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang adaptif dan inklusif, salah satunya melalui pendekatan pembelajaran berdiferensiasi, untuk membantu peserta didik dari berbagai latar belakang mencapai target kurikulum yang sama.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan yang dirancang untuk menyesuaikan proses belajar dengan kebutuhan unik setiap peserta didik. Metode ini memperhitungkan perbedaan minat, gaya belajar, serta kemampuan individu, sehingga peserta didik dapat belajar dengan cara yang nyaman. Melalui pemahaman terhadap peserta didik, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan relevan bagi mereka (Nurrahma, 2024).

Kesenjangan sosial dalam pendidikan Indonesia terlihat dalam kemampuan peserta didik dalam memenuhi target kurikulum. Anak-anak dari SES rendah sering kali kurang memiliki dukungan belajar yang memadai, baik dalam bentuk bimbingan belajar, fasilitas belajar, maupun waktu yang bisa mereka alokasikan untuk belajar.

 Sementara anak-anak dari SES tinggi memiliki keuntungan dari akses ke fasilitas tambahan, kesempatan les, dan dukungan orang tua. Kondisi ini membuat mereka cenderung lebih siap dalam pencapaian akademik.

Melalui pendekatan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat menyesuaikan materi dan metode pengajaran berdasarkan kebutuhan individu. Misalnya, guru dapat menggunakan variasi tugas yang mengakomodasi kemampuan, minat, serta kesiapan belajar peserta didik. Selain itu, strategi pengelompokan peserta didik berdasarkan minat atau gaya belajar, tanpa mengesampingkan perbedaan SES, dapat membantu peserta didik belajar dengan lebih efektif.

Beberapa strategi yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi. Penerapan pembelajaran berbasis proyek, peserta didik menyelesaikan tugas nyata yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti membuat prakarya dari bahan sederhana atau membaca buku perpustakaan sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun