Kreeekkk Krasssss...aaaahhhhhhh !!!
Aaaahhh tolooooonggg...!!! kraaaassssss !!!
Jeritan mereka bersahut-sahutan hingga sesaat kemudian senyap. Tak ada suara selain suara makhluk pulau Berhala yang memburu.
Perlahan namun pasti, dengan buasnya mereka menerkam teman-teman kami satu persatu. Merobek isi perut, mematahkan tulang-tulang, memakan daging dan meminum darah segar. Tidak puas, mereka juga mencungkil bola mata dan mengunyahnya begitu saja.
Keringat dingin mengucur deras di tubuhku. Menyadari bahwa aku dan Arel akan segera menjadi korban berikutnya.
Arel memelukku erat sambil menangis sangat ketakutan, “Jiiiilll...apa yang harus kita lakukan ?!”
Aku mendekapnya, “tak ada lagi yang bisa dilakukan selain berdoa pada Tuhan...”
***