“Ssstttt….jangan bilang siapa-siapa. Aku punya rahasia tentang Zaki” Tanya Dody sepulang sekolah. “Rahasia….? Apaan sih?” Sahut Amir kepo.
“Boleh saja,yang penting kamu traktir aku ketoprak dulu dong, udah laper banget nih!” Akhirnya Amirpun rela membelikan Dody sepiring ketoprak demi sepotong rahasia tentang Zaki.Siapa tahu dia bisa menemukan resep rahasia Zaki. Sehingga dia dapat mengalahkannya nanti.
“Sebenarnya Zaki punya sesuatu di dapurnya. Tiap mau masak dia selalu membuka kotak itu” Ucap Dody dengat mulut penuh ketoprak.
“Eh..bagaimana kamu tahu?”
“Ya tahu dong,aku melihatnya sendiri!”
Malamnya……
Amir dan sahabatnya Badrun,beraksi. Mereka mengendap-endap ke rumah Zaki. Mumpung rumahnya sedang kosong.
Angin bertiup lumayan kencang,membawa hawa dingin menusuk tulang.”Brrrrrr…dingin sekali udaranya” Amir dan Badrun merapatkan sarung ketubuh mereka.
“Cepetan Drun, apa kamu bisa membuka pintunya”
“Jangan berisik! Kamu awasi saja keadaan diluar!”
“Krieeeeeettttttt” Pintu pun terbuka. Keduanya segera masuk ke dapur. Dengan hati hati mereka mencari Kotak yang di bilang oleh Dody. Setelah beberapa waktu, barulah mereka menemukan kotak yang dimaksud Dody.
Kotak itu berada di rak paling atas,warnanya sudah kusam. Badrun meraihnya.
“Sialan! Tidak ada apa-apa disini, Mir!” rutuk Badrun, membuka kotaknya.
“Hah,masak sih! Coba kamu teliti lagi!” Badrun memberikan peti usang itu pada Amir. Seakan tak percaya pada Badrun, Amir membuka kotak tersebut. Matanya mencari tiap celah inci kayu,berharap disana ada sesuatu yang disembunyikan. Namun dia tak menemukan apapun disana. Peti itu kosong melompong!
“Ya sudah,kita bawa saja kotak ini!” Amir mendengus kesal.
***
Kompetisi masak anak-anak di Desa Suka Makan, tiga hari lagi akan di gelar. Suasana persaingan begitu kentara. Hadiahnya tahun ini memang sangat menggiurkan,selain mendapatkan hadiah uang tunai senilai 10 juta Rupiah,pemenangnya juga akan mendapatkan kursus gratis memasak dari Chef Jimly Oliper yang terkenal.
Setiap anak berlatih dengan keras untuk menghasilkan masakan yang lezat termasuk Zaki dan Amir. Tak segan mereka bertanya pada ibu,guru,maupun orang yang mereka anggap pandai memasak.
Pun begitu dengan Zaki. Sepulang sekolah, setelah menyelesaikan PR-nya, ia langsung sibuk browsing internet mencari resep – resep masakan. Lalu Ia mempraktekkannya.
“Bunda….rasa omeletnya bagaimana?” Zaki memberikan sepiring omelet jamur pada Bunda yang sedang menonton televisi.
“Mau jawaban jujur atau aspal?” Canda Bunda.
“Jawaban jujur,Bunda sayaaaaaanggggg” Zaki merajuk.
“Omeletnya kurang lembut dan rasanya kelebihan garam dikit” Zaki mencicipi omeletnya,hmmm betul juga apa yang dikatakan Bunda.
***
Hari minggu pagi, baik tua dan muda berduyun-duyun pergi ke lapangan bola. Untuk menyaksikan kompetisi memasak anak-anak. Apalagi di sana disediakan banyak hiburan seperti musik patrol,yang pemainnya juga anak-anak.
Zaki,Amir dan kontestan lainnya sedari tadi sudah sibuk mempersiapkan masakan. Tema lomba masak kali ini adalah membuat bekal sekolah.
Berulang kali Amir melirik licik ke arah Zaki yang tenang memasak. Dia dan Badrun yakin Zaki akan kalah setelah tak memiliki kotaknya. Ia tersenyum penuh kemenangan.
“Lima menit lagi lomba masak selesai” kata salah satu Dewan juri.
Zaki meletakkan daun selada dan tempura bunga kol crispi disamping omelet jamur yang dia gulung.”Selesai! Ia bahagia menatap Bento-nya.
“Kau pasti kalah Zaki! Ejek Amir,tanganya mendorong tubuh Zaki keras,membuat Zaki sedikit terhuyun. Zaki diam saja tak meladeni. Telinganya fokus mendengarkan juri.
“Pemenangnya adalah….Zaki!!” suara tepuk tangan riuh membahana.
“Zaaakiiiiii……tak mungkin,bagaimana bisa?” tanya Amir lemas.Ia melempar kotak milik Zaki yang dibawanya. Zaki terperanjat! Ia seperti mengenal kotak itu.
“Hei….itu milik nenekku!Aku mencarinya kemana-mana,kenapa bisa ada ditanganmu?” Seru Zaki,tangannya mencengkeram kerah baju Amir.
Mendapat serangan Zaki yang tiba-tiba,Amir tak berkutik apalagi tubuh Zaki lebih tinggi dari dirinya. Melihat hal itu,anak-anak mulai berkerumun mengelilingi mereka.
“Maafffff…aaakuuu mencuuriiinya daariii ruuumahmu” Jawabnya gemetar. Percuma juga mengelak. Zaki melepaskan cengkeramannya.
Amir menceritakan semuanya. Zakipun tergelak.
“Hahahahhahahaa,Amir...Amir,kamu percaya saja omongan Dody! Aku tak memiliki rahasia apapun,dan peti itu,hanyalah tempat sirih nenekku!”
Amirpun melongo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H