Proses penyerahan Rafale pertama, rencananya baru akan dilakukan setelah tahun 2026. Untuk itu lah makanya dalam hal procurement pesawat tempur atau Alutsista lainnya  berbeda dengan pengadaan barang yang lain, karena pemesanannyq harus dilakukan jauh-jauh hari yang biasanya disesuaikan rencana strategia Alutsista negara bersangkutan dan anggaran yang disiapkan harus bersifat multi years dengan perlakuan khusus
Selain Rafale, Indonesia pun sangat berpeluang untuk mendapatkan jet tempur super canggih lain, tapi ini produksi pabrikan pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, yakni F-15EX Eagle II, yang pembeliannya sudah disetujui secara resmi dan tertulis oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Indonesia berpotensi untuk mendapatkan 36 unit jet tempur F-15EX dengan nilai pembelian ditaksir mencapai US$ 13,9 milyar atau Rp.208,5 triliun.
Tentu saja hal ini sangat positif bagi sistem pertahanan Indonesia, meskipun tetap saja yang paling penting adalah man behind the gun-nya.
Oleh sebab itu, profesionalisme prajurit TNI harus terus dikembangkan. Dan jangan lupa ancaman keamanan itu datangnya tak hanya dari sisi militer, ada ancaman kemanan nasional lain yang harus diwaspadai seperti siber, narkoba, dan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H