Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cukai Minuman Berpemanis Bakal Dikenakan Tahun Depan, Demi Kesehatan atau Demi Pendapatan?

28 November 2023   12:54 Diperbarui: 28 November 2023   14:52 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila keseimbangannya dalam menentukan besaran cukai tidak diiperhitungkan dengan tepat maka dampak buruknya akan lebih terasa oleh masyarakat.

Lantas berapa kira-kira cukai minuman berpemanis yang akan dikenakan?

Menurut Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan tahun 2024, target penerimaan cukai minuman berpemanis diproyeksikan sebesar Rp.3,08 triliun.

Dengan rencana perincian tarif MDKB untuk minuman teh kemasan sebesar Rp.1.500 per liter, minuman berkarbonasi, minuman berenergi, kopi siap minum, dan minuman berpemanis lainnya dikenakan cukai sebesar Rp.2.500 per liter.

Angka cukai sebesar itu menurut Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Adhi S. Lukman  akan memicu kenaikan harga jual yang sangat tinggi.

"Kan harga minuman itu satu liter itu sekitar Rp 3.000-4.000an per liter. Kalau Rp 1.500 atau Rp 2.000 itu 50% dari harga COGS (cost of goods sold) kita, lho. Itu mahal sekali. Mahal sekali," ujarnya seperti dilansir Detik.com. Beberapa waktu lalu.

Berarti harga produk minuman berpemanis berpotensi naik hingga 50 persen dibandingkan harga jualnya saat ini.

Hal tersebut pasti akan berdampak terhadap penjualan, yang hampir pasti akan turun tajam. Penjualan turun, volume produksi pun akan mengikuti menjadi lebih rendah, karena produksi turun penyerapan tenaga kerja pun akan dikoreksi menjadi lebih sedikit, PHK potensial terjadi, apalagi jika ditambah dengan penurunan penerimaan Pajak.

Oleh sebab itu penerapan cukai MDKB ini harus diperhitungkan dengan benar dan tepat, agar titik ekluibriumnya tercapai, kesehatan masyarakat terjaga, ekonomi pun masih bisa tetap bisa tumbuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun